ASAL USUL KEJADIAN MANUSIA



Betapa payahnya malaikat meminta tanah dari bumi…
Pada suatu ketika, Allah SWT menitahkan kepada malaikat Jibril supaya turun ke bumi untuk mengambil sebahagian tanahnya untuk mencipta Adam, Akan tetapi apabila beliau sampai ke bumi , bumi enggan membenarkan tanahnya diambil untuk dijadikan Adam, kerana bumi khuatir Adam jadi maksiat kepada Allah. Lalu Jibril kembali ke hadrat Tuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa, mendengar sumpah bumi. Begitulah seterusnya, Allah memerintah malaikat Mikail, jawapan bumi masih sama dan selepas itu Allah memerintahkan malaikat Israfil, tetapi malangnya jawapan bumi masih tidak berganjak, dan masing-masin kembali dengan tangan yang hampa. 
Lalu yang terakhir, Allah menyuruh malaikat Izrail turun ke bumi. Kata Allah: ” Hai Izrail engkaulah kini yang aku tugaskan mengambil tanah. Meskipun bumi bersumpah-sumpah dengan ucapan bagaimanapun jangan engkau mundur. Katakan bahawa kerjakan atas perintah dan atas namaKu. Apabila Izrail turun ke bumi dan menyampaikan perintah Allah kepada bumi, maka akhirnya barulah bumi mengizinkan akan tanahnya itu diambil. Setelah Izrail mengambil beberapa jenis tanah, kembalilah dia ke hadrat Allah.Lalu Allah berfirman :”Ya Izrail, pertama engkau yang Ku-tugaskan mengambil tanah, dan kemudian di belakang hari kelak akan kutugaskan engkau mencabut roh manusia.Maka khuatirlah Izrail kerana bimbang dibenci oleh uma manusia. 
Lalu Allah berfirman lagi: “tidak, mereka tidak akan memusuhi kamu, Aku yang mengaturnya, dan aku jadikan kematian mereka itu bersebab, terbunuh,terbakar,sakit dan sebagainya.
TANAH YANG BAGAIMANA DIJADIKAN?
  1. Tanah tempat bakal berdirinya Baitul Mugaddis 
  2. Tanah Bukit Tursina 
  3. Tanah Iraq 
  4. Tanah Aden 
  5. Tanah Al-Kautsar 
  6. Tanah tempat bakal berdirinya Baitullah 
  7. Tanah Paris 
  8. Tanah Khurasan 
  9. Tanah Babylon 
  10. Tanah India 
  11. Tanah syurga 
  12. Tanah Tha’if 
Kata Ibnu Abbas :
1. Kepala Adam dari tanah Baitul-Muqaddis, kerana di situlah otak manusia,dan disitulah tempatnya akal.
2. Telinganya dari tanah Bukit Thursina, kerana dia alat pendengar dan tempat menerima nasihat.
3. Dahinya dari tanah Iraq,kerana disitu tempat sujud kepada Allah.
4. Mukanya dari tanah Aden, kerana disitu tempat berhias dan tempat kecantikan.
5. Matanya dari tanah telaga Al-Kautsar, tempat menarik perhatian.
6. Giginya dari tanah Al-Kautsar, tempat memanis-manis.
7. Tangan kanannya dari tanah Kaabah, untuk mencari nafkah dan kerjasama,sesama manusia.
8. Tangan kirinya dari tanah Paris,tempat beristinjak.
9. Perutnya dari tanah Babylon.Disitulah tempat seks(berahi) dan tipudaya syaitan untuk menjerumuskan         manusia ke lembah dosa.
10. Tulangnya dari tanah Bukit Thursina, alat peneguh tubuh manusia.
11. Dua kakinya dari tanah India, tempat berdiri dan jalan.
12. Hatinya dari tanah syurga Firdaus, kerana di situlah iman, keyakinan,ilmu,kemahuan dan sebagainya.
13. Lidahnya dari tanah Tha’if, tempat mengucap Syahadat, bersyukur dan mendoakan kepada Tuhan.  Bagaimanakah prosesnya :
1. Ketika Allah akan jadikan Adam, tanah itu dicampuri air tawar,air masin,air hanyir, angin, api.Kemudian Allah resapkan Nur kebenaran dalam diri Adam dengan berbagai macam “sifat”. 
2. Lalu tubuh Adam itu digenggam dengan genggaman “Jabarut” kemudian diletakkan didalam “Alam Malakut”. 
3. Sesungguhnya tanah yang akan dijadikan “tubuh Adam” adalah tanah pilihan.Maka sebelum dijadikan patung, tanah itu dicampurkan dengan rempah-rempah ,wangi-wangian dari sifat Nur Sifat Allah, dan dirasmi dengan air hujan “Barul Uluhiyah”. 
4. Kemudian tubuh itu dibenamkan didalam air “Kudral-Izzah-Nya” iaitu sifat “Jalan dan Jammal”.Lalu diciptakan menjadi tubuh Adam yang sempurna. 
5. Demikian pula roh, ketika itu diperintah masuk kedalam tubuh Adam, ia pula merasa malas dan enggan, malah ia berputar-putar, mengelilingi patung Adam yang terlantar.Kemudian Allah menyuruh malaikat Izrail untuk memaksa roh itu masuk, akhirnya mahu tidak mahu roh itupun masuk dan menyerah kepada Izrail. 
Menurut riwayat ketika Adam masih berada di syurga, sangat baik sekali kulitnya. Tidak seperti warna kulit kita sekarang ini. Kerana Adam telah diturunkan ke dunia, terjadilah perubahan pada warna kulitnya. Sebagai peringatan: yang masih tertinggal warnanya hanyalah pada kuku manusia. 
Hal ini kita biasa lihat meskipun orang kulitnya hitam, tetapi warna kukunya adalah sama, ialah putih kemerah-merahan. Dijadikan pada tubuh Adam ada sembilan rongga atau liang.Tujuh buah liang di kepala,dan dua buah liang dibawah badan letaknya.Tujuh buah letaknya di kepala : dua liang mata,dua liang telinga, dua liang hidung dan sebuah liang mulut.Yang dua macam di bawah : sebuah liang kemaluan dan liang dubur. 
Dijadikan pula lima buah pancaindera :
1. Mata alat penglihatan
2. Hidung alat penciuman
3. Telinga alat pendengaran
4. Mulut alat perasa manis,masin dan sebagainya.
5. Anggota tubuh lainya seperti kulit, telapak tangan, untuk perasa halus, kasar dan sebagainya.
Setelah Roh masuk ke dalam tubuh Adam : Lalu roh itu masuk perlahan-lahan sehingga ke kepalanya yang mengambil masa 200 tahun. Demikianlah Allah memberi kekuatan pada Izrail untuk memasukkan roh ke dalam tubuh Adam.Dahulu Izrail ditugaskan mengambil tanah untuk Adam, dan kini dia pula ditugaskan untuk mencabut nyawa umat manusia. 
Setelah itu meresap ke kepala Adam, maka terjadilah otak dan tersusunlah urat-urat sarafnya dengan sempurna. Kemudian terjadilah matanya seketika itu matanya terus terbuka melihat dan melirik kekiri dan ke kanan. Dan juga melihat ke bawah di mana bahagian badannya masih merupakan tanah keras.Dilihatnya kiri dan kanan para malaikat yang sedang menyaksikan kejadian dia. 
Ketika itu Adam telah dapat mendengar para malaikat mengucapkan tasbih dengan suara merdu dan mengasyikkan. Kemudian ketika roh sampai kehidungnya lalu ia bersin, serta mulutnya terbuka. Ketika itulah Allah ajarkan padanya mengucap Alhamdulillah. Itulah ucapan Adam pertama kalinya kehadrat Allah. 
Lalu Allah berkata: “Yarkhamukallah” yang ertinya: “semoga engkau diberi rahmat Allah” Oleh kerana itu jika orang bersin menjadi ikutan sunat mengucap “Alhamdulillah” dan orang yang mendengarnya sunat  mengucapkan “Yarkhamukallah”. 
Kemudian ketika roh sampai pada dadanya, tiba-tiba saja ia mahu bangun. Padahal bahagian badannya kebawah masih menjadi tanah keras. Di sini menunjukkan sifat manusia yang suka tergesa-gesa (tidak sabar). Sebagaimana firman Allah SWT bermaksud :”Dan adalah manusia itu, suka tergesa-gesa”.(Al-Israk:II) Maka ketika roh itu sampai di bahagian perutnya, maka terjadilah susunan isi perut dengan sempurna. Maka seketika itu terasalah lapar. Kemudian terus roh itu meresap sampai ke seluruh tubuh Adam, tangan, kaki lalu terjadi darah daging dan tulang, urat-urat, berkulit dengan sempurna, yang mana kulit itu kian lama kian bagus dan halus. Begitulah proses kejadian-kejadian tubuh Adam. 
Setelah kejadian Adam sempurna sebagai manusia baru, maka dialah merupakan jenis makhluk manusia yang pertama.Wajahnya cukup cantik, semua malaikat berasa kagum lihat Adam yang begitu menawan. Kemudian Adam diarak oleh malaikat-malaikat selama 100 tahun lalu diperkenalkan kepada seluruh penghuni langit pertama hinggalah yang ketujuh sebelum dibawa ke syurga tempat mula-mula Adam dijadikan. 
Renungan : Sesungguhnya Allah itu Maha Besar, Maha Agung , Maha pencipta sekian alam dan pencipta setiap kejadian. Bertaqwalah kita kepadaNya, kerana pada Allah-lah kita akan dikembalikan.”
sumber:http://johneox.wordpress.com/fitrah-kejadian-manusia-mengikut-al-quran/
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

BAHASA DAN DIALEK

Konsep Bahasa
  • Secara literer, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan megidentifikasikan diri
    Adapun fungsi bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi secara umum dan fungsi secara khusus.
    Fungsi bahasa secara umum adalah:
    1. Sebagai alat komunikasi
    2. Sebagai alat ekspresi
    3. Sebagai alat untuk adaptasi dan integrasi sosial
      Fungsi bahasa secara khusus adalah:
      • Untuk tujuan praktis
      • Untuk tujuan artistik
      • Untuk tujuan filosofis
      • Untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang lain
  • Konsep Dialek
    Dialek adalah variasi dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif yang berada pada sutu tempat, wilayah, atau area tertentu. Dengan kata lain, dialek adalah karagaman cara pengucapan atau gaya penggunaan bahasa.
    Perbedaan dialek dapat disebabkan karena perbedaan asal daerah dan perbedaan status sosial.oleh karena itu, dialek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
    • Dialek daerah adalah perbedaan dialek yang didasarkan pada perbedaan daerah suatu bahasa yang digunakan. Misalnya dialek bahasa Jawa Banyumasan, dialek bahasa Jawa Timuran, dan dialek bahasa Jawa Surakarta dan Yogyakarta.
    • Dialek sosial adalah dialek yang didasarkan pada perbedaan status sosial yang ada di dalam masyarakat tersebut. Misalnya: perbedaan dialek antara bahasa Jawa Ngoko dengan bahasa Jawa Kromo disebabkan perbedaan status sosial masyarakat penutur dua dialek bahasa tersebut
      ¨           1. Bahasa dan dialek yang digunakan oleh komunitas di kantorKantor adalah suatu tempat pelayanan masyarakat yang di dalamnya terdapat pimpinan, pembantu pimpinan, dan staf ( karyawan) serta masyarakat yang membutuhkan pelayanan di tempat tersebut.
      Misalnya;
      Bank, di dalamnya ada direktur, wakil direktur, karyawan, dan nasabah  bank Sekolah, di dalamnya ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, penjaga sekolah, dan murid¨
      2. Bahasa dan dialek yang digunakan oleh komunitas di pasar
    • Pasar adalah suatu tempat pelayanan umum yang di dalamnya terdapat penjual, pembeli, pengangkut barang, petugas kebersihan, dan sabagainya. Jadi komunitas masyarakat di pasar lebih bervariasi, baik itu pekerjaan, pendidikan, usia, pakaian yang dikenakan, dan sebagainya.
    • Ciri bahasa dan dialek yang digunakan di pasar adalah sebagai berikut:
      Bahasa dan dialek yang digunakan adalah bahasa yang non formal/ tidak resmi/ karena bahasa lokal di daerah setempat
      Bahasa dan dialeknya singkat dan kurang jelas
    • Contoh bahasa dan dialek yang digunakan oleh komunitas kantor
      Misal di Pasar Johar Semarang ( Jawa Tengah), komunitas masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa.
    • Contoh dialog antara penjual dan pembeli dengan menggunakan bahasa Jawa
      Pembeli : “ Endhoge sekilo regane pira?”
      (Telornya satu kilogram harganya berapa)
      Penjual : “ Wolongewu limangatus rupiah, Bu?”
      (Delapan ribu lima ratus rupiah, Bu)
¨                         3. Bahasa dan dialek yang digunakan oleh komunitas di terminal
  • Terminal adalah tempat pemberhentian dan pemberangkatan angkutan umum   bus dari dan berbagai jurusan. Di dalam lingkungan terminal terdapat kepala terminal, petugas, administrasi, kebersihan, dan keamanan. Juga ada awak bus (sopir, kernet, dan kondektur), penumpang, pedagang di kios, pedagang asongan, pengamen, dan pengemis.
  • Ciri bahasa dan dialek yang digunakan di terminal adalah sebagai berikut:
    Bahasa dan dialek yang digunakan adalah bahasa yang non formal/ tidak resmi/ bahasa lokal di daerah setempat
    Bahasa dan dialeknya bervariatif/ bermacam-macam, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah
  • Contoh bahasa dan dialek yang digunakan oleh komunitas terminal
    Misal: Komunitas masyarakat di terminal Lebak Bulus Jakarta menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah (Sunda dan Betawi)                                                                                  sumber : http://rinos2ant.wordpress.com/2011/12/10/bab-1-bahasa-dan-dialek/
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pengertian Etnografi


Etnografi berasal dari 2 kata yaitu ethnos artinya bangsa, dan graphy atau grafien artinya gambaran atau uraian. Jadi, etnografi adalah uraian atau gambaran tentang bangsa-bangsa di suatu tempat dan di suatu waktu. Gambaran bangsa-bangsa tersebut meliputi adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, peralatan yang digunakan, aktivitas ekonominya dan gambaran fisik bangsa tersebut, misalnya warna kulit, tinggi badan, rambut, bentuk muka dan sebagainya.
          Uraian tentang adat istiadat suatu suku bangsa sebenarnya telah ada beberapa abad sebelum masehi, seperti yang ditulis oleh Herodotus di abad V SM yaitu orang yunani yang menulis tentang orang bangsa Mesir, I Tsing di abad VII M yang menulis tentang perjalanannya ke berbagai daerah baik yang ada di cina, maupun di luar cina. Penulis etnografi dari Arab tercatat Ibnu Khaldun, ia menulis tentang berbagai suku bangsa di luar bangsa Arab. Selain itu, Ibnu Batutah banyak mengadakan perjalanan ke Asia tengah. Di masa romawi tercatat Tacitus dan Caisar, yang menulis tentang bangsa Germania dan Gana. Seorang pencatat adat kebiasaan bangsa asing lainnya adalah Marcopolo yang banyak menulis tentang kisah perjalanannya mengembara ke negara-negara di Asia.
         
          Tulisan-tulisan yang dianggap penting karena mempengaruhi lahirnya ilmu antropologi adalah tulisan-tulisan yang dibuat oleh orang Eropa pada akhir abad XV dan awal XVI. Pada waktu itu, mereka mulai berekspansi dengan mengadakan perjalanan ke Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika. Perjalanan itu dilakukan oleh para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama Nasrani Lapran-laporan para pegawai pemerintah bangsa Eropa yang ditugaskan di daerah jajahan, dan para peneliti ilmu bumi (geografi) serta ilmu alam yang mengadakan pembuktian teori-teorinya.
          Deskripsi tentang suku bangsa tersebut banyak menarik perhatian kalangan pelajar sehingga muncul anggapan-anggapan sebagai berikut:
  1. Sebagian orang Eropa memandang bangsa-bangsa di luar Eropa itu dianggap sebagai manusia liar sehingga muncul istilah orang primitif dengan kebudayaan liar (savages).
  2. Sebagian orang Eropa memandang adanya orang-orang yang masih memiliki sifat-sifat baik yang masih murni, belum mendapatkan pengaruh-pengaruh jahat atau buruk yang ada di bangsa Eropa waktu itu.
  3. Sebagian lagi ada yang menganggap adat istiadat mereka aneh dan unik, sehingga muncul dorongan untuk mengumpulkan berbagai benda yang ada hubungannya dengan suku-suku bangsa tersebut, seperti alat-alat rumah tangga, senjata, hasil kesenian dan kerajinan. Benda-benda tersebut pada awalnya dikoleksi oleh kerajaan dan orang-orang kaya. Koleksi benda-benda tersebut disebut etnografika. Dari keberadaan benda-benda itu, muncul gagasan untuk diorganisir dalam suatu tempat yang dikenal dengan misium. Pada akhir abad XVIII, didirikan musium etnografi pertama tentang kebudayaan bangsa-bangsa di luar bangsa Eropa.
Sejak saat itu perhatian terhadap kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa terus meningkat. Pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa ada perbedaan bentuk fisik manusia di muka bumi ini dan apa yang menyebabkan munculnya perbedaan kebudayaan manusia. Keingintahuan itu mendorong para ahli untuk mengadakan penelitian-penelitian secara ilmiah sehingga muncul istilah etnologi.
Dalam penelitian etnografi, hasil-hasil pengamatan dan wawancara biasanya ditulis pada field notes dan diolah menjadi karangan etnografi, yang urutannya:
1.     bahasa
2.    sistem teknologi
3.    sistem ekonomi
4.    organisasi sosial
5.    sistem pengetahuan
6.    kesenian
7.    sistem religi
 
sumber :http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/11/pengertian-etnografi-dan-etnologi.html
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

PENINGGALAN KEBUDAYAAN HINDU MASA LAMPAU

Kebudayaan Hindu di masa lampau mewariskan bermacam-macam peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu antara lain candi, prasasti, patung, karya sastra (kitab), dan tradisi.
1. Candi
Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Pada candi Hindu biasanya terdapat arca perwujudan tiga dewa utama dalam ajaran Hindu. Tiga dewa itu adalah Brahma, Wisnu, dan Syiwa.
Brahma adalah dewa pencipta
Wisnu dewa pemelihara
Syiwa dewa pelebur.

Pada dinding candi terdapat relief, yaitu gambar timbul yang biasanya dibuat dengan cara memahat. Relief mengisahkan sebuah cerita.
Candi peninggalan Hindu yang terkenal adalah Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang. Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 di perbatasan Yogyakarta dan Surakarta. Di dalam candi ini terdapat patung Trimurti dan relief yang mengisahkan cerita Ramayana. Tokoh dalam cerita Ramayana adalah Rama, Shinta, dan Burung Jatayu.

Berikut ini adalah nama candi, lokasi pembuatan dan peninggalan kerajaan pada zamannya :
1. Candi Prambanan terdapat di Yogyakarta dibangun pada  abad ke-7 M merupakan peninggalan kerajaan Mataram Lama
2. Candi Dieng terdapat Jawa Tengah dibangun pada  abad ke-7 M merupakan peninggalan kerajaan Mataram Lama
3. Candi Badut Malang terdapat Jawa Timur dibangun tahun 760 M merupakan peninggalan kerajaan Kanjuruhan
4. Candi Canggal terdapat Jawa Tengah dibangun pada abad ke-8 merupakan peninggalan kerajaan  Mataram Lama
5. Candi Gedong Sanga di Jawa Tengah dan dibangun pada abad ke-8 M peninggalan kerajaan Mataram Lama
6. Candi Penataran Blitar di Jawa Timur yang dibangun pada abad ke-11 M merupakan peninggalan kerajaan Kediri
7. Candi Sawentar Blitar  di Jawa Timur dibangun pada abad ke-12 M merupakan peninggalan kerajaan Singasari
8. Candi Kidal  di Jawa Timur dibangun pada abad ke-12 M merupakan peninggalan kerajaan Singasari
9. Candi Singasari di Jawa Timur dibangun pada abad ke-12 M peninggalan kerajaan Singasari
10. Candi Sukuh Karang Anyar di Jawa Tengah dibangun pada  abad ke-13 M merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.

b. Prasasti
Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau.
Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan
Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah Prasasti Yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal dari Kerajaan Kutai. Yupa adalah tiang batu yang digunakan pada saat upacara korban. Hewan kurban ditambatkan pada tiang ini. Prasasti Yupa terdiri dari tujuh batu bertulis. Isi Prasasti Yupa adalah syair yang mengisahkan Raja Mulawarman. Berikut ini daftar pra-sasti-prasasti peninggalan kebudayaan Hindu.

Berikut ini adalah nama prasasti, lokasi Penemuan, tahun pembuatan dan peninggalan kerajaan pada zamannya :
1. Prasasti Kutai Kutai, di Kaltim dibuat pada abad ke-4 M merupakan peninggalan    
kerajaan Kutai
2. Prasasti Ciaruteun di Bogor, Jabar dibuat pada  abad ke-5 M merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara
3. Tugu Cilincing, di Jakarta Utaradibuat pada abad ke-5 M merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara
4. Prasasti Jambu di Bogor, Jabar dibuat pada abad ke-5 M yang merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara
5. Prasasti Kebon Kopi di Bogor, Jabar dibuat pada abad ke-5 M merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara
6. Prasasti Cidanghiang di Pandeglang , Banten dibuat pada abad ke-5 M merupakan peninggalan kerajaan  Tarumanegara
7. Prasasti Pasir Awi di Leuwiliang,  Bogor, Jabar dibuat pada abad ke-5 M peninggalan kerajaan Tarumanegara
8. Prasasti Muara Cianten di Bogor, Jabar dibuat pada abad ke-5 M peninggalan kerajaan Tarumanegara
9. Prasasti Canggal di  Magelang, Jateng dibuat pada abad ke-7 M peninggalan kerajaan  Mataram Lama
10. Prasasti Kalasan di  Yogyakarta  dibuat pada tahun 732 M peninggalan kerajaan Mataram Lama
11. Prasasti Dinoyo di Malang, Jatim dibuat pada tahun  760 M  ole jkerajaan Mataram Lama
12. Prasasti Kedu di Temanggung, Jateng dibuat  pada tahun 778 M  peninggalan Mataram Lama
13. Prasasti Sanur Bali dibuat pada  abad ke-9 M

c. Patung
Wujud patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan dibuat karena hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian. Patung berupa manusia dibuat untuk mengabadikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Contoh patung peninggalan kerajaan Hindu yang terkenal adalah Patung Airlangga sedang menunggang garuda. Dalam patung itu, Airlangga digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. 

Berikut adalah patung peninggalan Hindu :
1. Trimurti - - -
2. Dwarapala di  Bogor, Jabar dibuat pada abad ke-5 M peninggalan kerajaan Tarumanegara
3. Wisnu Cibuaya I di Cibuaya, Jabar dibut pada abad ke-5 M peninggalan kerajaan Tarumanegara
4. Wisnu Cibuaya II di Cibuaya, Jabar dibuat pada abad ke-5 M peninggalan kerajaaan Tarumanegara
5. Rajasari di Jakarta dibuat pada abad ke-5 M peninggalan kerajaan Tarumanegara
6. Airlangga di Medang Kemulan dibuat pada abad ke-10 M peninggalan kerajaan Medang Kemulan
7. Ken Dedes di Kediri, Jatim dibuat pada abad ke-12 M peninggalan kerajaan Kediri
8. Kertanegara di Jawa Timur dibuat pada abad ke-12 M peninggalan kerajaan Singasari
9. Kertarajasa di Mojekerto, Jatim dibuat pada abad ke-13 M peninggalan kerajaan Majapahit.

d. Karya sastra (kitab)
Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab peninggalan itu berisi catatan sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan sejarah Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun lontar. Karya sastra
yang terkenal antara lain Kitab Baratayuda dan Kitab Arjunawiwaha. Kitab Baratayuda dikarang Empu Sedah dan Empu Panuluh. Kitab Baratayuda berisi cerita keberhasilan Raja Jayabaya dalam mempersatukan Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Kitab Arjunawiwaha berisi pengalaman hidup dan keberhasilan Raja Airlangga. 

Berikut adalah beberapa kitab, tempat penemuan dan perkiraan waktu pembuatan dan peninggalan kerajaan pada zamannya.
1. Carita Parahayangan  di Bogor, Jabar  dibuat pada abad ke-5 M peninggalan kerajaan Tarumanegara
2. Kresnayana di  Bogor, Jabar dibuat  pada abad ke-5 M peninggalan kerajaan Tarumanegara
3. Arjunawiwaha di Kahuripan, Jatim dibuat pada abad ke-10 M peninggalan kerajaan  Medang Kemulan
4. Lubdaka di Kediri, Jatim dibuat pada abad ke-11 M peninggalan kerajaan Kediri
5. Baratayuda di Kediri, Jatim dibuat pada abad ke-12 M peninggalan kerajaan Kediri.

e. Tradisi
Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi agama Hindu banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali sebagian besar beragama Hindu. 

Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali, antara lain:
1. Upacara nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan.
2. Upacara potong gigi (mapandes).
3. Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar.
4. Ziarah, yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi.

sumber :http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/04/peninggalan-kebudayaan-hindu-masa.html
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hubungan Teori Darwin Dengan Nabi Adam AS

Keberadaan alam semesta yang begitu luas , dimana di dalamnya terdapat milyaran galaksi, milyaran planet dan milyaran batuan angkasa dengan berbagai jenis dan bentuknya, yang berotasi pada garis edar masing masing dan usianya pun milyaran tahun, dan dari kesemuanya itu yang paling kita kenal adalah bumi, matahari, bulan dan bintang gemintang. Untuk apa semua ini Tuhan ciptakan?. Sebuah pertanyaan yang demikian susah untuk dijawab dan sampai hari ini masih menjadi misteri. Yang pasti adalah konsep, program dan sistem yang ada pada alam semesta ini Allah SWT penciptanya.
Allah Ta’ala berfirman:
Dan tidakkah mereka fikirkan bagaimana Allah memulai (mengawali) pembuatan makhluk, kemudian Ia akan ulangi pembuatan itu? Sesungguhnya yang demikian itu mudah atas Allah. (Surat 29 Al ‘Ankabut Ayat: 19)
Katakanlah : berjalanlah kamu di bumi, lantas perhatikan bagaimana Ia telah memulai pembuatan (pembikinan), kemudian Allah akan adakan Kejadian yang lain, sesungguhnya Allah amat berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. (Surat 29 Al ‘Ankabut Ayat: 20)
Pada ayat 19 menjelaskan bahwa dimensi fikir manusia demikan luas dimana daya jangkauannya mampu mengkaji akan asal muasalnya alam semesta dan menjangkau ke masa depan akan sebab musabab hancurnya alam semesta. Bila kita cermati lebih dalam lagi bahwa setelah kehancuran alam semesta maka akan terjadi evolusi kembali terbentuknya alam semesta, isyarat inilah yang bisa kita tangkap dari firman ini, Maha Besar Allah Ta’ala dengan segala kesempurnaaNya. Daya fikir manusia memiliki kemampuan untuk mengkaji dari hasil kajian tersebut dan akan melahirkan teori teori yang bersifat ilmiah untuk membuktikan teori teori tersebut. Fase berikutnya adalah melakukan proses penelitian untuk menguji kebenaran teori teori yang dimaksud. Pembuktian demi pembuktian akan menjadi rentetan peristiwa yang berlangsung terus sampai menemukan hasil yang sebenarnya dan meyakinkan.
Pada ayat 20 adalah proses penelitian akan proses evolusi makhluk yang menempati planet bumi berupa fosil fosil binatang sampai fosil manusia, penemuan penemuan ilmiah ini yang dijadikan bukti akan proses evolusi makhluk, siapa dan bagaimana awal mulanya manusia. Bahwa dari bentuk binatang menjadi manusia, demikian dengan dengan bunyi ayat” Allah akan adakan kejadian yang lain”.
Ayat ini adalah dalil dari teori evolusi (penyempurnaan) dan sekarang ini dikenal dengan teori Darwin, ini hanyalah salah satu contoh dari salah satu ayat sebagai firman Allah Ta’ala sementara masih banyak lagi ayat-ayat di dalam Kitab Suci AlQur’an yang berbicara tentang teori dan ilmu pengetahuan yang ada pada zaman sekarang ini.Seluruh ayat-ayat yang tertulis di dalam Kitab AlQur’an mempunya arti dan makna yang sangat luas, ia adalah bahasa program yang lahir dari firman Allah Ta’ala dan seluruh ayat ayat tersebut akan menjadi misteri manakala ia hanya sebagai bahan bacaan dan menjadi nyanyian saja dan bukan dijadikan bahan kajian.
Firman Allah Ta’ala : Surat 31 (Luqman) ayat 25.
“Dan jika engkau tanya kepada mereka : Siapakah yang jadikan langit dan bumi? Niscaya mereka menjawab: Allah!” tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui”.
Bahwa sedikit sekali manusia yang mau mengkaji ayat-ayat AlQur’an, mereka mengerti bahwa yang menciptakan langit dan bumi ini adalah Allah, tetapi mereka tidak mengerti bagaimana proses penciptaannya.
Rasulullah S.A.W. bersabda menurut riwayat:
“Akan datang pada manusia satu masa, dimana AlQur’an akan lapuk dalam hati manusia, sebagaimana lapuknya kain pada tubuh manusia, urusan mereka semua adalah tamak tidak ada rasa takut padanya. Jika seseorang diantara mereka berbuat baik, ia berkata: Akan diterima akan padaku, dan jikalau ia berbuat jahat, ia berkata:’akan diampuni dosa dosaku”.
(HR. Abu Manshur ad Dailami dari Ibnu Abbas)
Hadist tersebut menjelaskan kondisi yang terjadi pada zaman sekarang ini dan mengisyaratkan pada saat ini sedikit sekali orang yang mengkaji, kebanyakan mereka terpedaya, merasa aman, tentram, gembira tidak merasakan takut, serta mereka berlumuran maksiat, bekerja keras masalah duniawi.Tidak kita panjangkan kajian tentang proses tentang kejadian alam semesta, karena ada yang lebih penting untuk kita kaji yaitu makhluk yang mendiami (menempati) bumi yang akhirnya yang menjadi penguasanya adalah manusia.Untuk keberadaan makhluk pada planet bumi ini di butuhkan waktu yang sangat panjang, diawali dari proses pembentukan alam semesta, bagaimana Allah membuat program yang saat ini kita namakan evolusi, bahwa alam semesta ini berevolusi untuk membentuk demikian banyak galaksi yang di dalamnya terdapat jutaan bahkan milyaran planet dengan berbagai jenis dan benda benda langit lainnya, sampai akhirnya terbentuk matahari, bumi, bulan dan planet-planet lainya.Kondisi bumi saat itu masih kosong, Evolusi terus berlangsung hingga terbentuk atmosfir di muka bumi ini, selanjutnya adalah babak baru di dalam proses evolusi makhluk yang mendiami muka bumi ini.
{Surat 6( Al An’am) ayat 98}/{Surat 21 ayat 30}. Kita kembali pada teori Darwin, bahwa atmosfirlah yang melahirkan satu jenis virus, ini terjadi karena adanya mutasi pada molekul molekul air, oksigen, gas karbon dan lain lain. Bersamaan dengan itu terjadilah lumut yaitu nenek moyang dari tumbuh tumbuhan yang ada sekarang ini, proses evolusi terus berlangsung dimana virus bermutasi menjadi makhluk yang bersel tunggal, awal evolusi ini berawal di lautan, kemudian bermutasi menjadi bentuk binatang di dalam laut, binatang laut bermutasi menjadi berbagai bentuk dan jenisnya serta ukuran, ia beradaptasi dengan lingkungan baik kedalaman maupun kondisi bawah laut, inipun berevolusi.Evolusi selanjutnya ada sebagian jenis binatang bermutasi kepada bentuk ikan, ikan bermutasi dalam evolusi dari bentuk yang kecil sampai bentuk yang besar dengan jenis yang berbeda beda. Dari beberapa jenis ikan bermutasi untuk berpindah ke daratan, ia menjadi binatang yang hidup di dua alam yaitu laut dan darat, terus bermutasi menjadi binatang darat dan seterusnya sampai kepada Zaman Dinosaurus, setelah sekian juta tahun terjadi bencana alam yang sangat dasyat, dari spesies ini hanya beberapa saja yang mampu bertahan hidup, yang lainnya mengalami kematian. Pada jaman itu terjadi kematian masal, menjadikan bangkai bangkai binatang bertebaran dimana mana, hal ini terjadi bukan berarti tidak ada maksudnya, ternyata merekalah yang menjadikan bahan bakar fosil yang kita nikmati ekarang ini.
Evolusipun membentuk batu batuan menjadi barang barang tambang lainnya, diantaranya: emas, tembaga, nikel, bahan bahan kimia dan lain sebagainya. Sedangkan binatang yang bertahan hidup terus berevolusi, bermutasi, dan beradaptasi dengan kondisi alam, ia menjadi bentuk akhir yaitu kera(monyet), dari sinilah terjadi mutasi bentuk ke bentuk manusia tapi belum menjadi manusia, perilakunya masih seperti binatang, tetapi proses evolusi dan mutasi serta adaptasi terus berlangsung,maka terjadilah manusia yang sesungguhnya.
Pada Abad 18 teori ini di tentang oleh seluruh ilmuwan di dunia yang berjumlah kurang lebih 140 orang dari berbagai negara. Mulai abad 19 teori Darwin satu persatu mulai terjawab dengan pembuktian ilmiah. Dari satu pembuktian kepembuktian berikutnya sampai memasuki abad 20 akhirnya para ilmuan di dunia menemukan mata rantai evolusi yang menjadi teori Darwin, baru pada tahun 2004 para ilmuan di dunia sepakat akan kebenaran teori Darwin tersebut.
Manusia pada awalnya sangatlah primitif, cara mereka bertahan hidup tidak ada bedanya dengan binatang, mereka bertempat tinggal digoa goa, proses evolusi, mutasi serta adaptasinya menyesuaikan dengan evolusinya bumi dan planet planet lain. Inilah awal dari evolusi sifat dimana sebelumnya adalah evolusi fisik, kemudian masuklah pada zaman batu dan seterusnya. Dari evolusi sifat inilah melahirkan seorang manusia yang disebut Nabi Adam, yakni awal mula ditiupkan Ruh Allah Ta’ala ke dalam tubuh manusia. Dengan alasan inilah suatu pembuktian mengapa pada abad modern sekarang ini, masih banyak manusia yang bersifat binatang, mereka inilah yang tidak sukses di dalam proses evolusi sifat, dimana evolusi tersebut adalah dari sifat kebinatangan menuju kepada sifat KeTuhanan.
Firman Allah Ta’ala :
Surat 29 (Al-Ankabut) ayat 43 & 44.
Ayat 43 :“Dan perumpamaan perumpamaan itu kami adakan untuk manusia, tetapi tidak mengerti dia melainkan orang orang yang pandai”.
Ayat 44 :“ Allah telah jadikan langit dan bumi dengan mengandung kebenaran, sesungguhnya tentang hal itu adalah satu tanda bagi mu’min”
Proses yang terjadi dengan proses evolusi, proses mutasi dan proses adaptasi adalah sebuah program Allah Ta’ala dimana dengan program tersebut Allah mengiformasikan tentang KeMahaBesaran, KeMahaSempurnaan dan KeMahaKuasaanya sebagaimana di jelaskan pada Surat 29 Al AnKabut ayat 29 pada ayat terakhir yang bunyinya :”Sesungguhnya yang demikian mudah atas Allah” . Terjadinya proses evolusi atau perubahan atas alam semesta disebabkan oleh adanya suatu proses rotasi atas seluruh planet yang ada pada alam semsta ini.
Firman Allah Ta’ala:
Surat 50 (Qaf) ayat 38
“Dan sesungguhnya Kami telah jadikan langit dan bumi dan apa apa yang ada diantara Kedua-duanya dalam enam masa, tetapi tidak menyentuh Kami sedikitpun kelelahan”.
Suatu proses evolusi yang terjadi di dalam penciptaan alam semesta melalui enam masa, dimana yang dimaksud dengan masa adalah proses waktu sampai terjadi perubahan bentuk dan keadaannya, enam masa yang dimaksud adalah;
1. Masa Dzat
2. Masa Gas
3. Masa Awan
4. Masa Padat (Material)
5. Masa Hewan
6. Masa Manusia
Yang masing masing masa memakan waktu jutaan tahun, fase 1 sampai dengan 4 adalah masa pembentukan seluruh planest yang ada pada alam semesta ini. Penciptaan alam semesta yang memakan waktu demikian panjang ini untuk kepentingan hadirnya manusia dimuka bumi ini, sedang yang dimaksud masa adalah proses evolusi.
Firman Allah Ta’ala : Surat 46 (AL-AH-QAF) ayat 3
“Tidak kami jadikan langit dan bumi dan apa-apa yang diantara dua itu melainkan dengan ada gunanya dan sampai satu masa yang ditentukan, sedang orang-orang yang tidak percaya, berpaling dari apa yang diancam kepada mereka.”
Untuk semua proses yang Allah Ta’ala ciptakan pada alam semesta ini induknya adalah Rotasi artinya semua perubahan yang terjadi dipicu oleh rotasi yang terjadi.
EVOLUSI MANUSIA (SIFAT)
Dalam kajian selanjutnya kita membahas suatu proses evolusi yang sangat penting menyangkut keselamatan manusia di alam dunia dan akhirat. Dipandang secara fisik, bentuk dari makhluk yang diberi nama manusia terlihat sudah sempurna, namun demikian tidak, bila dilihat dari segi Bathiniahnya. Proses selanjutnya manusia dihadapkan dengan tahapan proses evolusi sifat yang keberadaannya bertempat tinggal didalam bathiniah (jiwa) atau suatu piranti lunak, lokasi medan peperangan yang sangat dahsyat, sempurna atau tidaknya manusia tergantung kepada kemenangannya didalam peperangan tersebut.
Sebagai contoh (suri tauladan) atas manusia adalah nabi atau rasul, ia adalah orang yang sukses di dalam peperangan, yang mencapai tingkat kesempurnaannya sebagai manusia.
Firman Allah Ta’ala: Surat 33 (AL-AHZAB) ayat 21
“Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Untuk menghilangkan keragu-raguan dan ketidak pastian ayat inilah yang seharusnya dijadikan parameter dan barometer untuk menjalani hidup seorang manusia. Bagaimana kita akan mengetahui kebenaran dan kesalahan manakala tidak ada pedoman didalam mengerjakan sesuatu, tanpa arah yang pasti, seperti halnya memasuki hutan belantara tanpa membawa kompas, untuk selanjutnya kita akan kaji jati diri manusia. Apa dan siapa manusia itu?
MANUSIA
Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Barang siapa mengenal dirinya, maka pasti ia mengenal Tuhannya, barang siapa mengenal Tuhannya maka bodohlah akan dirinya.”
Manusia terdiri atas tiga (3) unsur
1. Jasmaniah (badan kasar)
2. Bathiniah (badan halus)
3. Ruhaniah (cahaya)
1. JASMANIAH
Piranti atas manusia yaitu jasmaniah/badan kasar piranti keras, untuk mengenal lebih jauh akan piranti ini mari kita kaji salah satu dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang apa itu jasmaniah (fisik manusia).
Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 7 dan 8
Ayat 7, “Yang membaguskan pembuatan tiap-tiap sesuatu dan ia telah mulai pembuatan manusia itu dari tanah.”
Ayat 8, “Kemudia ia jadikan keturunan manusia itu dari mani, dari air yang lemah.”
Diawali dengan kalimat “yang membaguskan (menyempurnakan) maknanya adalah segala sesuatu yang ada pada alam semesta ini melalui suatu proses, tidak serta merta dia ada proses ini dinamakan evolusi, seperti halnya baju (pakaian). Tidak tiba-tiba ia ada dibadan kita, untuk menjadi pakaian melalui proses yang cukup panjang demikian pula dengan jasad manusia melalui proses evolusi yang sangat panjang, artinya bahwa keberadaan alam ini dengan segala bentuknya ini adalah suatu dimensi pencapai bentuk dimana terjadinya tata surya, galaksi, planet-planet mengalami suatu proses evolusi bentuk dan model sebelum dihuni oleh makhluk-makhluk berikutnya seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Evolusi alam semesta inilah yang melahirkan bentuk makhluk berikutnya tersebut yang saat berada diatas muka bumi. Kalimat selanjutnya mengatakan “Ia telah mulai pembuatan manusia dari tanah”, kata “tanah” sendiri secara matrialpun melalui proses dan yang dimaksud tanah disini adalah unsur-unsur yang terdapat pada tanah tersebut. Seperti halnya unsur tanah yang terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Ada hubungan yang erat antara kalimat pertama dan kalimat kedua suatu mata rantai yang jelas dan pasti bahwa segala sesuatu akan melalui suatu proses penyempurnaan pada dimensi bentuk dan kualitasnya bahwa untuk mencapai bentuk manusia dalam dimensi fisiknya melalui proses yang sangat lama dan panjang. Dari suatu bentuk dan kualitas yang sangat sederhana menuju bentuk yang lebih sempurna yang akhirnya sampai pada bentuk fisik manusia yang sekarang ini.
Firman Allah Ta’ala : Surat 23 (AL-MU’MINUN) Ayat 12
“Dan sesungguhnya kami telah jadikan manusia dari air tersaring dari tanah.”
Unsur-unsur yang ada pada tubuh manusia (perangkat keras) terdiri atas 4 anasir yaitu :
1. Anasir Api
2. Anasir Angin
3. Anasir Air
4. Anasir Tanah
Firman Allah Ta’ala : Surat 77 (AL-MURSALAT) Ayat 25
“Bukankah Kami telah jadikan bumi itu pengandung kamu?”
Bahwa unsur yang terkecil yang ada pada bumi yaitu molekul, dari unsur molekul tersebut bermutasi menjadi inti sel inilah proses awal memasuki peradaban makhluk yang mendiami muka bumi. Inti sel bermutasi membentuk virus positif dan virus negative proses evolusi didalam mutasi dan adaptasi virus melahirkan makhluk bersel tunggal, sementara itu pada sisi yang lain bersamaan dengan proses hewan terkecil, molekul lainnya bermutasi memasuki dimensi tumbuh-tumbuhan yang diawali tumbuhan berupa lumut dan terus berevolusi sampai menjadi hutan belantara yang ada sekarang ini.
Dari makhluk bersel tunggal bermutasi menjadi bermacam jenis binatang yang keberadaan di lautan, beberapa binatang ini bermutasi menjadi ikan dan tahapan lanjut nya dari beberapa jenis ikan bermutasi masih berbentuk ikan tetapi ia dapat hidup di air dan darat, evolusi harus berjalan seiring dengan berputarnya waktu jadi ia binatang penghuni daratan.
Setelah jutaan tahun muncullah binatang-binatang purba yang diantara jenisnya adalah dinosaurus. Pada zaman inilah terjadi bencana alam yang demikian dahsyat hingga sebagian besar binatang-binatang purba hampir-hampir menemui kepunahan namum demikian masih ada dari beberapa jenis yang mampu bertahan hidup, dari jenis binatang ini, beberapa berevolusi menuju kepada bentuk-bentuk yang mendekati bentuk manusia, ia dikenal dengan nama Kera atau Monyet atau Orang Hutan dan nama orang hutan inilah perlu digaris bawahi, kemudian dari jenis orang hutan beradaptasi dalam mutasi kepada bentuk manusia secara fisik akan tetapi masih sangat primitive, dimana akal dan fikirannya masih sangat terbatas. Evolusi bentuk, akal, fikir terus berlangsung beradaptasi dengan kondisi alam sekitarnya hingga sekarang ini.
Dalam kajian ini mutasi yang dimaksud yaitu perubahan pada inti sel atau istilah saat ini dikenal nama “GEN” (Genetik), perubahan yang terjadi pada evolusi alam (Bumi) mempengaruhi penyesuaian pada inti sel dan perubahan pada inti sel ini terlihat seperti tidak beraturan sesungguhnya tidak demikian, ia beradaptasi mengikuti bentuk perubahan kondisi iklim yang terjadi, keakuratannya sangatlah seimbang, melahirkan baik bentuk, jenis maupun kualitas yang berbeda.
Sejak keberadaan binatang dilaut, setelah makhluk bersel tunggal perkembang biakan makhluk dari mani (nuth-fah).
Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 8
“Kemudian Ia jadikan keturunan manusia itu dari mani, dari air yang lemah.”
Bukan hanya manusia, seluruh binatang maupun yang berada didarat dan diair proses perkembang biakannyapun dari mani, ini adalah suatu system program Tuhan didalam evolusi makhluk.
Kalimat “dari air yang lemah” bahwa fisik manusia (badan kasar dan badan halus) terkandung anasir dari sifat kehewanan (binatang) evolusi makhluk masih bersifat fisikal demikian makna dari kata “lemah.”
Firman Allah Ta’ala : Surat 23 (AL-MU’MINUN) Ayat 14
“Kemudian, Kami jadikan mani (sperma) itu sekepal darah lantas darah itu Kami jadikan segumpal daging, lantas daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang itu Kami liputi (bungkus) dengan daging, kemudian Kami jadikan dia satu kejadian yang lain (sifatnya). Maka maha suci Allah, sebaik-baik pembikin.”
Proses terjadinya manusia sejak dari mani sampai dengan janin sama persis dengan binatang, adapun letak perbedaannya pada kalimat “Kami jadikan dia satu kejadian yang lain (sifatnya)”. Makna yang terkandung pada kalimat ini ialah setelah mani berproses menjadi janin pada usia empat bulan sepuluh hari atau seratus tiga puluh hari diberikanlah Ruh Allah pada janin tersebut berbeda halnya dengan binatang, tidak ada Ruh Tuhan pada seluruh binatang yang ada dimuka bumi. Setelah usia janin sembilan bulan sepuluh hari secara umum lahir bayi manusia dengan bentuk fisik yang sempurna namun demikian, kondisi sifat masih terkandung sifat-sifat kehewanan.
Firman Allah Ta’ala : Surat 80 (‘ABASA) Ayat 18 dan 19
Ayat 18, “Dari apakah Ia jadikan dia (manusia).”
Ayat 19, “Dari Nuth-fah Ia jadikan dia, lalu Ia atur sifat-sifatnya.”
Didalam badan halus (bathin) manusia masih terkandung anasir-anasir dari unsure api, angin, air dan tanah. Keempat unsur tersebut terkandung sifat-sifat kebinatangan sementara Ruh mengandung sifat Ketuhanan. Sifat binatang inilah yang dikendalikan oleh iblis atau disebut hawa nafsu, anasir inilah sebagai penghalang atas Ruh untuk melahirkan sifat Ilahi terhadap jasmaniah manusia.
Evolusi selanjutnya adalah bagaimana usaha manusia untuk mencapai tingkat kesempurnaannya sebagai makhluk Ruhaniah bagian dari Ruh Allah sebagaimana para nabi dan rasul sebagai suri tauladan atas seluruh manusia diatas bumi ini.
Firman Allah Ta’ala : Surat 76 (AL-INSAN) Ayat 2
“Sesungguhnya Kami telah jadikan manusia dari pada setitik mani yang bergiliran, yang Kami beri percobaan kepadanya yaitu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”
Firman Allah Ta’ala : Surat 77 (AL-MURSALAT) Ayat 20 s/d 23
Ayat 20, “Bukankah Kami telah jadikan kamu dari pada air yang hina).”
Ayat 21, “Yaitu Kami taruh dia ditempat ketetapan yang teguh.”
Ayat 22, “Hingga satu masa yang tertentu.”
Ayat 23, “Lantas Kami tentukan bentuknya, karena Kamilah sebaik-baik pembentuk.”
Dari beberapa ayat yang tertulis didalam Al-Qur’an yang menceritakan tentang kejadian manusia, seluruhnya mengisyaratkan akan suatu proses evolusi dan seperti halnya ayat-ayat diatas mempertegas akan proses tersebut. Kondisi ini tertuang pada kalimat yang berbunyi pada ayat 22 pada ayat 20 “air yang hina” mengandung arti bahwa fisik manusia terkandung anasir sifat-sifat hewan.
Proses evolusi terhadap manusia akan terus berlangsung hingga kehancuran alam semesta (kiamat), kehancuran yang terjadi disebabkan oleh tangan-tangan manusia dari sifat-sifat kehewanan (hawa nafsu), orang-orang ini yang tidak menyadari karena tidak memahami akan tujuan hidup atas dirinya, mereka tidak berevolusi menuju kepada tata nilai kesempurnaannya dan komunitas ini menempati kelompok mayoritas atas peradaban manusia. Kondisi ini terjadi adalah hal yang wajar karena untuk menuju kesempurnaan melalui tingkat kesulitan yang tinggi apa lagi pada zaman modern seperti sekarang ini, tinggal menunggu waktu saja, untuk menyaksikan hancurnya peradaban atas komunitas manusia.
Firman Allah Ta’ala : Surat 30 (AR-RUM) Ayat 41
“Telah lahir kerusakan dibumi dan dilaut dengan sebab usaha tangan-tangan manusia, yang akhirnya Allah rasakan kepada mereka ganjaran dari sebagian yang mereka kerjakan, agar mereka kembali.”
Tahapan selanjutnya setelah bentuk manusia dari segi fisiknya mencapai kesempurnaanya pada usia kandungan seratus tiga puluh hari, disinilah tata nilai manusia sebenarnya pembeda atas spesies binatang.
Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 9
“Lalu Ia sempurnakan kejadiannya, Ia tiupkan pada sebagian dari RuhNya dan Ia jadikan bagi kamu pendengaran dan penglihatan dan hati tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”
Bentuk dari makhluk-makhluk yang Allah ciptakan yang tersebar diseluruh alam semesta ini, manusialah yang paling ideal, bentuk dari kesempurnaan makhluk ini terlukis pada kalimat “disempurnakan kejadiannya” artinya bahwa evolusi atas makhluk telah sampai pada tahapan akhir, dan pada usia bentuk makhluk yang dimaksud dengan manusia dialam kandungan seratus tiga puluh hari, maka ditiupkan Ruh Allah kedalam tubuh (jasmaniah) manusia, kondisi ini mengisyaratkan gambaran kesempurnaan atas diri manusia bahwa kesimpulan atas definisi ayat (9) yaitu ia adalah makhluk Ruhaniah yang dilengkapi dengan badan kasar dan badan halus sebagai piranti atas kehidupannya kelak pada alam dunia (dimensi matrial). Lahirnya manusia pada alam dunia adalah awal dari proses evolusi berikutnya yaitu evolusi sifat dan dapat diistilahkan evolusi bathin.
Firman Allah Ta’ala : Surat 4 (AN-NISA) Ayat 28
“Allah hendak meringankan keberatan dari manusia, karena manusia itu dijadikan bersifat lemah.”
Artinya bahwa kesempurnaan manusia baru dalam kondisi fisik (badan kasar) saja tetapi kondisi bathin (badan halus) masih bersifat lemah, itu sebabnya mengapa kitab Al-Qur’an diturunkan diatas bumi ini, itu semata-mata sebagai petunjuk dan pedoman dalam rangka meringankan keberatan (kesulitan) atas manusia mencapai kesempurnaan lahir maupun bathin, sedangkan Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber atas semua keadaan dan atas seluruh program dan system yang ada pada seluruh alam semesta ini.
EVOLUSI SIFAT
Setelah makhluk berevolusi semenjak keberadaannya dimuka bumi suatu proses evolusi yang panjang, memakan waktu jutaan tahun dalam bentuk fisik menjadikan bentuk fisik manusia yang terdiri atas tiga musuh yaitu jasmaniah, bathiniah dan Ruhaniah.
Jasmaniah terdiri atas antara lain : Jantung, hati, otak, paru-paru, darah, tulang daging dst.
Bathiniah terdisri atas antara lain : Akal, daya pikir, perasaan, hawa nafsu, panca indera dst.
Dalam perjalanan hidupnya manusia melalui tujuh fase yaitu : Bayi, balita, anak-anak, remaja, pemuda, setengah tua, tua. Seluruh perangkat ini berkembang menurut ukurannya masing-masing dan setiap individu manusia berbeda-beda.
Ruhaniah terdiri atas (3) unsur :
1. Nur Allah (Alif)
2. Nur Rasul (Lam)
3. Nur Insan (Mim)
Proses evolusi bathiniah ini adalah evolusi akhlak (moral) yang mencerminkan akan perilaku manusia dalam menempuh perjalanan hidup, lulus atau tidaknya jalan yang ditempuhnya bahwa, jasmani kasar (fisik) mengandung unsur-unsur yang terdapat pada alam ini yaitu :
1. Unsur Api
2. Unsur Angin
3. Unsur Air
4. Unsur Tanah
Masing-masing unsure tersebut memiliki sifat sendiri-sendiri, unsur sifat ini kita istilahkan Anasir, kondisi jasmani diatas terdiri atas anasir keempat yang terdapat pada jasmani kasar, ia disebut hawa nafsu.
Sabda Rasullulah SAW :
“Sesungguhnya hawa nafsu menutupi hatiku sehingga aku memohon ampun kepada Allah dalam sehari semalam tujuh puluh kali.”
(HR. Muslim dari hadist Al-Aghrar AlMuzani)
Musuh utama manusia adalah hawa nafsu yaitu empat anasir yang dikendalikan syetan, ia penghalang atas proses evolusi manusia menuju kepada sifat Ilali yang terkandung atas Ruhaniah. Pada zaman Nabi Muhammad, perang terbesar dikisahkan adalah Badar, sesudah perang Badar masih ada perang yang lebih besar yaitu perang melawan hawa nafsu. Kondisi ini terjadi pada setiap individu manusia, untuk itulah kita wajib mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan hawa nafsu.
Pada diri manusia terdapat dua sifat yaitu :
1. Sifat Hewan (binatang)
2. Sifat Tuhan (Allah)
Untuk memenangkan perang terbesar atas manusia dimana musuh terbesarnya adalah unsur kehalusan (hawa nafsu) maka untuk mengerti dan memahami akan karakteristik dari unsur-unsur tersebut menjadi prioritas utama dalam kata lain hal yang sangat wajib.
1. UNSUR API (AMARAH)
Firman Allah Ta’ala : Surat 12 (YUSUF) Ayat 53
“…………..karena sesungguhnya nafsu amarah itu menyuruh kepada kejahatan.”
Seperti halnya sifat atas api nafsu amarah pemicu atas besar dan kuatnya keinginan pada jasmani kasar (fisik) dan jasmani halus (bathin) atas segala kebutuhannya ia menguasai jiwa untuk memenuhi hasrat keinginan kepuasan yang bersifat sementara, ia merangsang untuk berbuat aniaya, maksiat dll dengan menghalalkan segala cara sifat api (amarah) ini akan melahirkan kebodohan atas diri manusia, ia merupakan dimensi kelicikan, sumber perilaku yang tercela, potensi otak hanya digunakan selalu berfikir jahat, yang ditimbulkan kerap kali merugikan orang lain.
Cerminan yang tampak atas perilaku manusia dapat terlihat antara lain : mudah marah, mudah tersinggung, keras kepala, pendendam, suka mencela, suka sekali dihormati, pembenci, ujub, ria, takabur, sombong (tinggi hati), merasa selalu benar, ingin menang sendiri, dll.
Kondisi ini terjadi manakala qualitas spiritual yang lemah namun demikian intelegensial quality tidak berarti lemah. Pada dekade sekarang ini banyak kita jumpai sifat amarah ini menguasai manusia, ia terdapat pada tingkat social lemah menengah terutama pada kalangan atas. Nafsu amarah lebih condong kepada kekuasaan (tahta) dan untuk mendapatkannya apapun akan dilakukan demikian karakteristik atas unsure api pada diri manusia
2. UNSUR ANGIN (LAUWAMAH)
Firman Allah Ta’ala : Surat 75 (AL-QIYAMAH) Ayat 2 s/d 5
Ayat 2, “Dan tidak! Aku bersumpah dengan nafsu lauwamah.”
Ayat 3, “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan bisa mengumpulkan kembali tulang- tulangnya.”
Ayat 4, “Bahkan Kami kuasa atas meratakan (menyusun) kembali jari-jarinya.”
Ayat 5, “Tetapi kecenderungannya manusia itu berbuat kedurhakaan terus menerus.”
Ayat kedua dari surat Al-Qiyamah diawali dengan kata “tidak” ini menandakan bahwa kalimat-kalimat selanjutnya adalah sesuatu hal yang pasti terjadi dan sama sekali tidak ada keraguan atas kejadiannya.
Kalimat selanjutnya setelah kata “tidak” adalah “Aku bersumpah dengan nafsu lauwamah”
Nafsu Lauwamah (Angin) artinya karakteristik seperti halnya perilaku angin dimana kondisi manusia yang tidak mempunyai ketetapan hati, setiap detik selalu berubah terkadang kebarat kemudian timur, utara, selatan terkadang berputar dengan kencang, terkadang lemah, terkadang keras kondisi ini karena pengaruh pertemuan suhu panas dan suhu dingin demikian pula kondisi yang terjadi pada diri manusia, dimana fikirannya selalu berputar baik siang maupun malam, tidak pernah ada ketenangan, pergi kesana dan kemari, hatinya tidak pernah tentram ini semua disebabkan karena cintanya kepada dunia, syaitanlah yang menjadi penguasa atas manusia yang seperti ini.
Kata “bersumpah” memaknakan akan kondisi manusia bahwa kebanyakan (mayoritas) manusia berada pada kondisi lauwamah artinya ia dikuasai oleh karakter angin.
Kecenderungan terhadap harta benda demikian besar maka akan mengakibatkan kecenderungan terhadap Tuhan demikian lemah (kecil) artinya nilai-nilai KeTuhanan terabaikan, tidak pernah merasa cukup dan puas dengan apa yang sudah didapat, selalu saja kurang, hidup baginya mengabdi pada dunia. Ayat tiga (3) mengandung maksud dan makna yaitu, tegaknya manusia disebabkan tulang belulang sebagai penopang atas badan lahir demikian manusia bisa berjalan, berlari, beraktifitas kita bisa bayangkan manakala jasad manusia tanpa dilengkapi dengan tulang belulang dan dari mana tulang berasal.
Firman Allah Ta’ala : Surat 23 (AL-MU’MINUN) Ayat 14
“Kemudian, Kami jadikan mani (sperma) itu sekepal darah lantas darah itu Kami jadikan segumpal daging, lantas daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang itu Kami liputi (bungkus) dengan daging, kemudian Kami jadikan dia satu kejadian yang lain (sifatnya). Maka maha suci Allah, sebaik-baik pembikin.”
Bahwa tulang mengandung seluruh unsur alam, ia mewakili atas seluruh unsur yang terdapat pada badan lahir (jasad). Tulang atas manusia seperti halnya tiang terhadap rumah tidak akan rumah itu berdiri kokoh tanpa adanya tiang. Kata “mengumpulkan” terkait dengan manusia yang mencintai dunia dengan kecintaannya itu maka pekerjaannya mengumpulkan akan harta dunia. Orang-orang ini kepercayaannya terhadap akhirat sangat lemah mengakibatkan ia tidak yakin dengan kalimat yang tertulis pada surat Al-Mu’minun ayat tiga (3). Ayat empat (4) kias atau simbul jari-jari adalah ia sebagai alat pelaksana atas apa yang diingininya seperti halnya mengumpulkan harta dan mencarinya.
Firman Allah Ta’ala : Surat 104 (AL-HUMAZAH) Ayat 2 & 3
“Yang mengumpul-ngumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.”
“Yang menyangka bahwa hartanya memelihara dia”
Perilaku seperti ini akan terus menerus menguasai seseorang maka ayat lima (5) menyatakan bahwa apa yang dikerjakan adalah perbuatan durhaka.
Pada zaman modern sekarang ini, kondisi yang dimaksud pada surat Al-Humazah ayat 2 dan 3, sudah menjadi pemandangan umum, dimana manusia berlomba-lomba atas kehidupan dunia, cita-citanya terhadap harta begitu besar, penyakit ini menghinggapi hampir seluruh kalangan masyarakat dunia.
Karakteristik unsur angin mengakibatkan atas diri manusia seperti cahaya didalam diri, terkadang hidup namun demikian lemah energinya terkadang mati dalam lubuk hati manusia suatu saat berbuat maksiat (kejelekan) saat-saat tertentu menyadari akan perbuatannya kemudian ia menyesalinya dan saat lain ia mengulanginya terkadang cahaya Ruh Ilahi melalui jiwa kerap kali menegurnya dengan halus akan perbuatan maksiat yang dilakukannya tetapi ia tidak mampu untuk mencegahnya.
Kondisi ini merupakan sumber penyesalan, karakter nafsu lauwamah adalah ia sebagai penggerak atas hawa nafsu-hawa nafsu yang lainnya.
Diantara sifat-sifatnya adalah :
Suka makan enak dan banyak, korup, serakah, rakus, pelit, boros, suka memperkaya diri, bermegah-megahan, segala sesuatu ingin dimiliki dst.
 
sumber : http://sanjogja1.blogspot.com/2012/09/misteri-hutan-aokigahara.html
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Hubungan Teori Darwin Dengan Nabi Adam AS

Keberadaan alam semesta yang begitu luas , dimana di dalamnya terdapat milyaran galaksi, milyaran planet dan milyaran batuan angkasa dengan berbagai jenis dan bentuknya, yang berotasi pada garis edar masing masing dan usianya pun milyaran tahun, dan dari kesemuanya itu yang paling kita kenal adalah bumi, matahari, bulan dan bintang gemintang. Untuk apa semua ini Tuhan ciptakan?. Sebuah pertanyaan yang demikian susah untuk dijawab dan sampai hari ini masih menjadi misteri. Yang pasti adalah konsep, program dan sistem yang ada pada alam semesta ini Allah SWT penciptanya.
Allah Ta’ala berfirman:
Dan tidakkah mereka fikirkan bagaimana Allah memulai (mengawali) pembuatan makhluk, kemudian Ia akan ulangi pembuatan itu? Sesungguhnya yang demikian itu mudah atas Allah. (Surat 29 Al ‘Ankabut Ayat: 19)
Katakanlah : berjalanlah kamu di bumi, lantas perhatikan bagaimana Ia telah memulai pembuatan (pembikinan), kemudian Allah akan adakan Kejadian yang lain, sesungguhnya Allah amat berkuasa atas tiap-tiap sesuatu. (Surat 29 Al ‘Ankabut Ayat: 20)
Pada ayat 19 menjelaskan bahwa dimensi fikir manusia demikan luas dimana daya jangkauannya mampu mengkaji akan asal muasalnya alam semesta dan menjangkau ke masa depan akan sebab musabab hancurnya alam semesta. Bila kita cermati lebih dalam lagi bahwa setelah kehancuran alam semesta maka akan terjadi evolusi kembali terbentuknya alam semesta, isyarat inilah yang bisa kita tangkap dari firman ini, Maha Besar Allah Ta’ala dengan segala kesempurnaaNya. Daya fikir manusia memiliki kemampuan untuk mengkaji dari hasil kajian tersebut dan akan melahirkan teori teori yang bersifat ilmiah untuk membuktikan teori teori tersebut. Fase berikutnya adalah melakukan proses penelitian untuk menguji kebenaran teori teori yang dimaksud. Pembuktian demi pembuktian akan menjadi rentetan peristiwa yang berlangsung terus sampai menemukan hasil yang sebenarnya dan meyakinkan.
Pada ayat 20 adalah proses penelitian akan proses evolusi makhluk yang menempati planet bumi berupa fosil fosil binatang sampai fosil manusia, penemuan penemuan ilmiah ini yang dijadikan bukti akan proses evolusi makhluk, siapa dan bagaimana awal mulanya manusia. Bahwa dari bentuk binatang menjadi manusia, demikian dengan dengan bunyi ayat” Allah akan adakan kejadian yang lain”.
Ayat ini adalah dalil dari teori evolusi (penyempurnaan) dan sekarang ini dikenal dengan teori Darwin, ini hanyalah salah satu contoh dari salah satu ayat sebagai firman Allah Ta’ala sementara masih banyak lagi ayat-ayat di dalam Kitab Suci AlQur’an yang berbicara tentang teori dan ilmu pengetahuan yang ada pada zaman sekarang ini.Seluruh ayat-ayat yang tertulis di dalam Kitab AlQur’an mempunya arti dan makna yang sangat luas, ia adalah bahasa program yang lahir dari firman Allah Ta’ala dan seluruh ayat ayat tersebut akan menjadi misteri manakala ia hanya sebagai bahan bacaan dan menjadi nyanyian saja dan bukan dijadikan bahan kajian.
Firman Allah Ta’ala : Surat 31 (Luqman) ayat 25.
“Dan jika engkau tanya kepada mereka : Siapakah yang jadikan langit dan bumi? Niscaya mereka menjawab: Allah!” tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui”.
Bahwa sedikit sekali manusia yang mau mengkaji ayat-ayat AlQur’an, mereka mengerti bahwa yang menciptakan langit dan bumi ini adalah Allah, tetapi mereka tidak mengerti bagaimana proses penciptaannya.
Rasulullah S.A.W. bersabda menurut riwayat:
“Akan datang pada manusia satu masa, dimana AlQur’an akan lapuk dalam hati manusia, sebagaimana lapuknya kain pada tubuh manusia, urusan mereka semua adalah tamak tidak ada rasa takut padanya. Jika seseorang diantara mereka berbuat baik, ia berkata: Akan diterima akan padaku, dan jikalau ia berbuat jahat, ia berkata:’akan diampuni dosa dosaku”.
(HR. Abu Manshur ad Dailami dari Ibnu Abbas)
Hadist tersebut menjelaskan kondisi yang terjadi pada zaman sekarang ini dan mengisyaratkan pada saat ini sedikit sekali orang yang mengkaji, kebanyakan mereka terpedaya, merasa aman, tentram, gembira tidak merasakan takut, serta mereka berlumuran maksiat, bekerja keras masalah duniawi.Tidak kita panjangkan kajian tentang proses tentang kejadian alam semesta, karena ada yang lebih penting untuk kita kaji yaitu makhluk yang mendiami (menempati) bumi yang akhirnya yang menjadi penguasanya adalah manusia.Untuk keberadaan makhluk pada planet bumi ini di butuhkan waktu yang sangat panjang, diawali dari proses pembentukan alam semesta, bagaimana Allah membuat program yang saat ini kita namakan evolusi, bahwa alam semesta ini berevolusi untuk membentuk demikian banyak galaksi yang di dalamnya terdapat jutaan bahkan milyaran planet dengan berbagai jenis dan benda benda langit lainnya, sampai akhirnya terbentuk matahari, bumi, bulan dan planet-planet lainya.Kondisi bumi saat itu masih kosong, Evolusi terus berlangsung hingga terbentuk atmosfir di muka bumi ini, selanjutnya adalah babak baru di dalam proses evolusi makhluk yang mendiami muka bumi ini.
{Surat 6( Al An’am) ayat 98}/{Surat 21 ayat 30}. Kita kembali pada teori Darwin, bahwa atmosfirlah yang melahirkan satu jenis virus, ini terjadi karena adanya mutasi pada molekul molekul air, oksigen, gas karbon dan lain lain. Bersamaan dengan itu terjadilah lumut yaitu nenek moyang dari tumbuh tumbuhan yang ada sekarang ini, proses evolusi terus berlangsung dimana virus bermutasi menjadi makhluk yang bersel tunggal, awal evolusi ini berawal di lautan, kemudian bermutasi menjadi bentuk binatang di dalam laut, binatang laut bermutasi menjadi berbagai bentuk dan jenisnya serta ukuran, ia beradaptasi dengan lingkungan baik kedalaman maupun kondisi bawah laut, inipun berevolusi.Evolusi selanjutnya ada sebagian jenis binatang bermutasi kepada bentuk ikan, ikan bermutasi dalam evolusi dari bentuk yang kecil sampai bentuk yang besar dengan jenis yang berbeda beda. Dari beberapa jenis ikan bermutasi untuk berpindah ke daratan, ia menjadi binatang yang hidup di dua alam yaitu laut dan darat, terus bermutasi menjadi binatang darat dan seterusnya sampai kepada Zaman Dinosaurus, setelah sekian juta tahun terjadi bencana alam yang sangat dasyat, dari spesies ini hanya beberapa saja yang mampu bertahan hidup, yang lainnya mengalami kematian. Pada jaman itu terjadi kematian masal, menjadikan bangkai bangkai binatang bertebaran dimana mana, hal ini terjadi bukan berarti tidak ada maksudnya, ternyata merekalah yang menjadikan bahan bakar fosil yang kita nikmati ekarang ini.
Evolusipun membentuk batu batuan menjadi barang barang tambang lainnya, diantaranya: emas, tembaga, nikel, bahan bahan kimia dan lain sebagainya. Sedangkan binatang yang bertahan hidup terus berevolusi, bermutasi, dan beradaptasi dengan kondisi alam, ia menjadi bentuk akhir yaitu kera(monyet), dari sinilah terjadi mutasi bentuk ke bentuk manusia tapi belum menjadi manusia, perilakunya masih seperti binatang, tetapi proses evolusi dan mutasi serta adaptasi terus berlangsung,maka terjadilah manusia yang sesungguhnya.
Pada Abad 18 teori ini di tentang oleh seluruh ilmuwan di dunia yang berjumlah kurang lebih 140 orang dari berbagai negara. Mulai abad 19 teori Darwin satu persatu mulai terjawab dengan pembuktian ilmiah. Dari satu pembuktian kepembuktian berikutnya sampai memasuki abad 20 akhirnya para ilmuan di dunia menemukan mata rantai evolusi yang menjadi teori Darwin, baru pada tahun 2004 para ilmuan di dunia sepakat akan kebenaran teori Darwin tersebut.
Manusia pada awalnya sangatlah primitif, cara mereka bertahan hidup tidak ada bedanya dengan binatang, mereka bertempat tinggal digoa goa, proses evolusi, mutasi serta adaptasinya menyesuaikan dengan evolusinya bumi dan planet planet lain. Inilah awal dari evolusi sifat dimana sebelumnya adalah evolusi fisik, kemudian masuklah pada zaman batu dan seterusnya. Dari evolusi sifat inilah melahirkan seorang manusia yang disebut Nabi Adam, yakni awal mula ditiupkan Ruh Allah Ta’ala ke dalam tubuh manusia. Dengan alasan inilah suatu pembuktian mengapa pada abad modern sekarang ini, masih banyak manusia yang bersifat binatang, mereka inilah yang tidak sukses di dalam proses evolusi sifat, dimana evolusi tersebut adalah dari sifat kebinatangan menuju kepada sifat KeTuhanan.
Firman Allah Ta’ala :
Surat 29 (Al-Ankabut) ayat 43 & 44.
Ayat 43 :“Dan perumpamaan perumpamaan itu kami adakan untuk manusia, tetapi tidak mengerti dia melainkan orang orang yang pandai”.
Ayat 44 :“ Allah telah jadikan langit dan bumi dengan mengandung kebenaran, sesungguhnya tentang hal itu adalah satu tanda bagi mu’min”
Proses yang terjadi dengan proses evolusi, proses mutasi dan proses adaptasi adalah sebuah program Allah Ta’ala dimana dengan program tersebut Allah mengiformasikan tentang KeMahaBesaran, KeMahaSempurnaan dan KeMahaKuasaanya sebagaimana di jelaskan pada Surat 29 Al AnKabut ayat 29 pada ayat terakhir yang bunyinya :”Sesungguhnya yang demikian mudah atas Allah” . Terjadinya proses evolusi atau perubahan atas alam semesta disebabkan oleh adanya suatu proses rotasi atas seluruh planet yang ada pada alam semsta ini.
Firman Allah Ta’ala:
Surat 50 (Qaf) ayat 38
“Dan sesungguhnya Kami telah jadikan langit dan bumi dan apa apa yang ada diantara Kedua-duanya dalam enam masa, tetapi tidak menyentuh Kami sedikitpun kelelahan”.
Suatu proses evolusi yang terjadi di dalam penciptaan alam semesta melalui enam masa, dimana yang dimaksud dengan masa adalah proses waktu sampai terjadi perubahan bentuk dan keadaannya, enam masa yang dimaksud adalah;
1. Masa Dzat
2. Masa Gas
3. Masa Awan
4. Masa Padat (Material)
5. Masa Hewan
6. Masa Manusia
Yang masing masing masa memakan waktu jutaan tahun, fase 1 sampai dengan 4 adalah masa pembentukan seluruh planest yang ada pada alam semesta ini. Penciptaan alam semesta yang memakan waktu demikian panjang ini untuk kepentingan hadirnya manusia dimuka bumi ini, sedang yang dimaksud masa adalah proses evolusi.
Firman Allah Ta’ala : Surat 46 (AL-AH-QAF) ayat 3
“Tidak kami jadikan langit dan bumi dan apa-apa yang diantara dua itu melainkan dengan ada gunanya dan sampai satu masa yang ditentukan, sedang orang-orang yang tidak percaya, berpaling dari apa yang diancam kepada mereka.”
Untuk semua proses yang Allah Ta’ala ciptakan pada alam semesta ini induknya adalah Rotasi artinya semua perubahan yang terjadi dipicu oleh rotasi yang terjadi.
EVOLUSI MANUSIA (SIFAT)
Dalam kajian selanjutnya kita membahas suatu proses evolusi yang sangat penting menyangkut keselamatan manusia di alam dunia dan akhirat. Dipandang secara fisik, bentuk dari makhluk yang diberi nama manusia terlihat sudah sempurna, namun demikian tidak, bila dilihat dari segi Bathiniahnya. Proses selanjutnya manusia dihadapkan dengan tahapan proses evolusi sifat yang keberadaannya bertempat tinggal didalam bathiniah (jiwa) atau suatu piranti lunak, lokasi medan peperangan yang sangat dahsyat, sempurna atau tidaknya manusia tergantung kepada kemenangannya didalam peperangan tersebut.
Sebagai contoh (suri tauladan) atas manusia adalah nabi atau rasul, ia adalah orang yang sukses di dalam peperangan, yang mencapai tingkat kesempurnaannya sebagai manusia.
Firman Allah Ta’ala: Surat 33 (AL-AHZAB) ayat 21
“Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu bagi orang-orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Untuk menghilangkan keragu-raguan dan ketidak pastian ayat inilah yang seharusnya dijadikan parameter dan barometer untuk menjalani hidup seorang manusia. Bagaimana kita akan mengetahui kebenaran dan kesalahan manakala tidak ada pedoman didalam mengerjakan sesuatu, tanpa arah yang pasti, seperti halnya memasuki hutan belantara tanpa membawa kompas, untuk selanjutnya kita akan kaji jati diri manusia. Apa dan siapa manusia itu?
MANUSIA
Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Barang siapa mengenal dirinya, maka pasti ia mengenal Tuhannya, barang siapa mengenal Tuhannya maka bodohlah akan dirinya.”
Manusia terdiri atas tiga (3) unsur
1. Jasmaniah (badan kasar)
2. Bathiniah (badan halus)
3. Ruhaniah (cahaya)
1. JASMANIAH
Piranti atas manusia yaitu jasmaniah/badan kasar piranti keras, untuk mengenal lebih jauh akan piranti ini mari kita kaji salah satu dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang apa itu jasmaniah (fisik manusia).
Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 7 dan 8
Ayat 7, “Yang membaguskan pembuatan tiap-tiap sesuatu dan ia telah mulai pembuatan manusia itu dari tanah.”
Ayat 8, “Kemudia ia jadikan keturunan manusia itu dari mani, dari air yang lemah.”
Diawali dengan kalimat “yang membaguskan (menyempurnakan) maknanya adalah segala sesuatu yang ada pada alam semesta ini melalui suatu proses, tidak serta merta dia ada proses ini dinamakan evolusi, seperti halnya baju (pakaian). Tidak tiba-tiba ia ada dibadan kita, untuk menjadi pakaian melalui proses yang cukup panjang demikian pula dengan jasad manusia melalui proses evolusi yang sangat panjang, artinya bahwa keberadaan alam ini dengan segala bentuknya ini adalah suatu dimensi pencapai bentuk dimana terjadinya tata surya, galaksi, planet-planet mengalami suatu proses evolusi bentuk dan model sebelum dihuni oleh makhluk-makhluk berikutnya seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Evolusi alam semesta inilah yang melahirkan bentuk makhluk berikutnya tersebut yang saat berada diatas muka bumi. Kalimat selanjutnya mengatakan “Ia telah mulai pembuatan manusia dari tanah”, kata “tanah” sendiri secara matrialpun melalui proses dan yang dimaksud tanah disini adalah unsur-unsur yang terdapat pada tanah tersebut. Seperti halnya unsur tanah yang terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Ada hubungan yang erat antara kalimat pertama dan kalimat kedua suatu mata rantai yang jelas dan pasti bahwa segala sesuatu akan melalui suatu proses penyempurnaan pada dimensi bentuk dan kualitasnya bahwa untuk mencapai bentuk manusia dalam dimensi fisiknya melalui proses yang sangat lama dan panjang. Dari suatu bentuk dan kualitas yang sangat sederhana menuju bentuk yang lebih sempurna yang akhirnya sampai pada bentuk fisik manusia yang sekarang ini.
Firman Allah Ta’ala : Surat 23 (AL-MU’MINUN) Ayat 12
“Dan sesungguhnya kami telah jadikan manusia dari air tersaring dari tanah.”
Unsur-unsur yang ada pada tubuh manusia (perangkat keras) terdiri atas 4 anasir yaitu :
1. Anasir Api
2. Anasir Angin
3. Anasir Air
4. Anasir Tanah
Firman Allah Ta’ala : Surat 77 (AL-MURSALAT) Ayat 25
“Bukankah Kami telah jadikan bumi itu pengandung kamu?”
Bahwa unsur yang terkecil yang ada pada bumi yaitu molekul, dari unsur molekul tersebut bermutasi menjadi inti sel inilah proses awal memasuki peradaban makhluk yang mendiami muka bumi. Inti sel bermutasi membentuk virus positif dan virus negative proses evolusi didalam mutasi dan adaptasi virus melahirkan makhluk bersel tunggal, sementara itu pada sisi yang lain bersamaan dengan proses hewan terkecil, molekul lainnya bermutasi memasuki dimensi tumbuh-tumbuhan yang diawali tumbuhan berupa lumut dan terus berevolusi sampai menjadi hutan belantara yang ada sekarang ini.
Dari makhluk bersel tunggal bermutasi menjadi bermacam jenis binatang yang keberadaan di lautan, beberapa binatang ini bermutasi menjadi ikan dan tahapan lanjut nya dari beberapa jenis ikan bermutasi masih berbentuk ikan tetapi ia dapat hidup di air dan darat, evolusi harus berjalan seiring dengan berputarnya waktu jadi ia binatang penghuni daratan.
Setelah jutaan tahun muncullah binatang-binatang purba yang diantara jenisnya adalah dinosaurus. Pada zaman inilah terjadi bencana alam yang demikian dahsyat hingga sebagian besar binatang-binatang purba hampir-hampir menemui kepunahan namum demikian masih ada dari beberapa jenis yang mampu bertahan hidup, dari jenis binatang ini, beberapa berevolusi menuju kepada bentuk-bentuk yang mendekati bentuk manusia, ia dikenal dengan nama Kera atau Monyet atau Orang Hutan dan nama orang hutan inilah perlu digaris bawahi, kemudian dari jenis orang hutan beradaptasi dalam mutasi kepada bentuk manusia secara fisik akan tetapi masih sangat primitive, dimana akal dan fikirannya masih sangat terbatas. Evolusi bentuk, akal, fikir terus berlangsung beradaptasi dengan kondisi alam sekitarnya hingga sekarang ini.
Dalam kajian ini mutasi yang dimaksud yaitu perubahan pada inti sel atau istilah saat ini dikenal nama “GEN” (Genetik), perubahan yang terjadi pada evolusi alam (Bumi) mempengaruhi penyesuaian pada inti sel dan perubahan pada inti sel ini terlihat seperti tidak beraturan sesungguhnya tidak demikian, ia beradaptasi mengikuti bentuk perubahan kondisi iklim yang terjadi, keakuratannya sangatlah seimbang, melahirkan baik bentuk, jenis maupun kualitas yang berbeda.
Sejak keberadaan binatang dilaut, setelah makhluk bersel tunggal perkembang biakan makhluk dari mani (nuth-fah).
Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 8
“Kemudian Ia jadikan keturunan manusia itu dari mani, dari air yang lemah.”
Bukan hanya manusia, seluruh binatang maupun yang berada didarat dan diair proses perkembang biakannyapun dari mani, ini adalah suatu system program Tuhan didalam evolusi makhluk.
Kalimat “dari air yang lemah” bahwa fisik manusia (badan kasar dan badan halus) terkandung anasir dari sifat kehewanan (binatang) evolusi makhluk masih bersifat fisikal demikian makna dari kata “lemah.”
Firman Allah Ta’ala : Surat 23 (AL-MU’MINUN) Ayat 14
“Kemudian, Kami jadikan mani (sperma) itu sekepal darah lantas darah itu Kami jadikan segumpal daging, lantas daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang itu Kami liputi (bungkus) dengan daging, kemudian Kami jadikan dia satu kejadian yang lain (sifatnya). Maka maha suci Allah, sebaik-baik pembikin.”
Proses terjadinya manusia sejak dari mani sampai dengan janin sama persis dengan binatang, adapun letak perbedaannya pada kalimat “Kami jadikan dia satu kejadian yang lain (sifatnya)”. Makna yang terkandung pada kalimat ini ialah setelah mani berproses menjadi janin pada usia empat bulan sepuluh hari atau seratus tiga puluh hari diberikanlah Ruh Allah pada janin tersebut berbeda halnya dengan binatang, tidak ada Ruh Tuhan pada seluruh binatang yang ada dimuka bumi. Setelah usia janin sembilan bulan sepuluh hari secara umum lahir bayi manusia dengan bentuk fisik yang sempurna namun demikian, kondisi sifat masih terkandung sifat-sifat kehewanan.
Firman Allah Ta’ala : Surat 80 (‘ABASA) Ayat 18 dan 19
Ayat 18, “Dari apakah Ia jadikan dia (manusia).”
Ayat 19, “Dari Nuth-fah Ia jadikan dia, lalu Ia atur sifat-sifatnya.”
Didalam badan halus (bathin) manusia masih terkandung anasir-anasir dari unsure api, angin, air dan tanah. Keempat unsur tersebut terkandung sifat-sifat kebinatangan sementara Ruh mengandung sifat Ketuhanan. Sifat binatang inilah yang dikendalikan oleh iblis atau disebut hawa nafsu, anasir inilah sebagai penghalang atas Ruh untuk melahirkan sifat Ilahi terhadap jasmaniah manusia.
Evolusi selanjutnya adalah bagaimana usaha manusia untuk mencapai tingkat kesempurnaannya sebagai makhluk Ruhaniah bagian dari Ruh Allah sebagaimana para nabi dan rasul sebagai suri tauladan atas seluruh manusia diatas bumi ini.
Firman Allah Ta’ala : Surat 76 (AL-INSAN) Ayat 2
“Sesungguhnya Kami telah jadikan manusia dari pada setitik mani yang bergiliran, yang Kami beri percobaan kepadanya yaitu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”
Firman Allah Ta’ala : Surat 77 (AL-MURSALAT) Ayat 20 s/d 23
Ayat 20, “Bukankah Kami telah jadikan kamu dari pada air yang hina).”
Ayat 21, “Yaitu Kami taruh dia ditempat ketetapan yang teguh.”
Ayat 22, “Hingga satu masa yang tertentu.”
Ayat 23, “Lantas Kami tentukan bentuknya, karena Kamilah sebaik-baik pembentuk.”
Dari beberapa ayat yang tertulis didalam Al-Qur’an yang menceritakan tentang kejadian manusia, seluruhnya mengisyaratkan akan suatu proses evolusi dan seperti halnya ayat-ayat diatas mempertegas akan proses tersebut. Kondisi ini tertuang pada kalimat yang berbunyi pada ayat 22 pada ayat 20 “air yang hina” mengandung arti bahwa fisik manusia terkandung anasir sifat-sifat hewan.
Proses evolusi terhadap manusia akan terus berlangsung hingga kehancuran alam semesta (kiamat), kehancuran yang terjadi disebabkan oleh tangan-tangan manusia dari sifat-sifat kehewanan (hawa nafsu), orang-orang ini yang tidak menyadari karena tidak memahami akan tujuan hidup atas dirinya, mereka tidak berevolusi menuju kepada tata nilai kesempurnaannya dan komunitas ini menempati kelompok mayoritas atas peradaban manusia. Kondisi ini terjadi adalah hal yang wajar karena untuk menuju kesempurnaan melalui tingkat kesulitan yang tinggi apa lagi pada zaman modern seperti sekarang ini, tinggal menunggu waktu saja, untuk menyaksikan hancurnya peradaban atas komunitas manusia.
Firman Allah Ta’ala : Surat 30 (AR-RUM) Ayat 41
“Telah lahir kerusakan dibumi dan dilaut dengan sebab usaha tangan-tangan manusia, yang akhirnya Allah rasakan kepada mereka ganjaran dari sebagian yang mereka kerjakan, agar mereka kembali.”
Tahapan selanjutnya setelah bentuk manusia dari segi fisiknya mencapai kesempurnaanya pada usia kandungan seratus tiga puluh hari, disinilah tata nilai manusia sebenarnya pembeda atas spesies binatang.
Firman Allah Ta’ala : Surat 32 (AS-SAJDAH) Ayat 9
“Lalu Ia sempurnakan kejadiannya, Ia tiupkan pada sebagian dari RuhNya dan Ia jadikan bagi kamu pendengaran dan penglihatan dan hati tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”
Bentuk dari makhluk-makhluk yang Allah ciptakan yang tersebar diseluruh alam semesta ini, manusialah yang paling ideal, bentuk dari kesempurnaan makhluk ini terlukis pada kalimat “disempurnakan kejadiannya” artinya bahwa evolusi atas makhluk telah sampai pada tahapan akhir, dan pada usia bentuk makhluk yang dimaksud dengan manusia dialam kandungan seratus tiga puluh hari, maka ditiupkan Ruh Allah kedalam tubuh (jasmaniah) manusia, kondisi ini mengisyaratkan gambaran kesempurnaan atas diri manusia bahwa kesimpulan atas definisi ayat (9) yaitu ia adalah makhluk Ruhaniah yang dilengkapi dengan badan kasar dan badan halus sebagai piranti atas kehidupannya kelak pada alam dunia (dimensi matrial). Lahirnya manusia pada alam dunia adalah awal dari proses evolusi berikutnya yaitu evolusi sifat dan dapat diistilahkan evolusi bathin.
Firman Allah Ta’ala : Surat 4 (AN-NISA) Ayat 28
“Allah hendak meringankan keberatan dari manusia, karena manusia itu dijadikan bersifat lemah.”
Artinya bahwa kesempurnaan manusia baru dalam kondisi fisik (badan kasar) saja tetapi kondisi bathin (badan halus) masih bersifat lemah, itu sebabnya mengapa kitab Al-Qur’an diturunkan diatas bumi ini, itu semata-mata sebagai petunjuk dan pedoman dalam rangka meringankan keberatan (kesulitan) atas manusia mencapai kesempurnaan lahir maupun bathin, sedangkan Al-Qur’an adalah sumber dari segala sumber atas semua keadaan dan atas seluruh program dan system yang ada pada seluruh alam semesta ini.
EVOLUSI SIFAT
Setelah makhluk berevolusi semenjak keberadaannya dimuka bumi suatu proses evolusi yang panjang, memakan waktu jutaan tahun dalam bentuk fisik menjadikan bentuk fisik manusia yang terdiri atas tiga musuh yaitu jasmaniah, bathiniah dan Ruhaniah.
Jasmaniah terdiri atas antara lain : Jantung, hati, otak, paru-paru, darah, tulang daging dst.
Bathiniah terdisri atas antara lain : Akal, daya pikir, perasaan, hawa nafsu, panca indera dst.
Dalam perjalanan hidupnya manusia melalui tujuh fase yaitu : Bayi, balita, anak-anak, remaja, pemuda, setengah tua, tua. Seluruh perangkat ini berkembang menurut ukurannya masing-masing dan setiap individu manusia berbeda-beda.
Ruhaniah terdiri atas (3) unsur :
1. Nur Allah (Alif)
2. Nur Rasul (Lam)
3. Nur Insan (Mim)
Proses evolusi bathiniah ini adalah evolusi akhlak (moral) yang mencerminkan akan perilaku manusia dalam menempuh perjalanan hidup, lulus atau tidaknya jalan yang ditempuhnya bahwa, jasmani kasar (fisik) mengandung unsur-unsur yang terdapat pada alam ini yaitu :
1. Unsur Api
2. Unsur Angin
3. Unsur Air
4. Unsur Tanah
Masing-masing unsure tersebut memiliki sifat sendiri-sendiri, unsur sifat ini kita istilahkan Anasir, kondisi jasmani diatas terdiri atas anasir keempat yang terdapat pada jasmani kasar, ia disebut hawa nafsu.
Sabda Rasullulah SAW :
“Sesungguhnya hawa nafsu menutupi hatiku sehingga aku memohon ampun kepada Allah dalam sehari semalam tujuh puluh kali.”
(HR. Muslim dari hadist Al-Aghrar AlMuzani)
Musuh utama manusia adalah hawa nafsu yaitu empat anasir yang dikendalikan syetan, ia penghalang atas proses evolusi manusia menuju kepada sifat Ilali yang terkandung atas Ruhaniah. Pada zaman Nabi Muhammad, perang terbesar dikisahkan adalah Badar, sesudah perang Badar masih ada perang yang lebih besar yaitu perang melawan hawa nafsu. Kondisi ini terjadi pada setiap individu manusia, untuk itulah kita wajib mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan hawa nafsu.
Pada diri manusia terdapat dua sifat yaitu :
1. Sifat Hewan (binatang)
2. Sifat Tuhan (Allah)
Untuk memenangkan perang terbesar atas manusia dimana musuh terbesarnya adalah unsur kehalusan (hawa nafsu) maka untuk mengerti dan memahami akan karakteristik dari unsur-unsur tersebut menjadi prioritas utama dalam kata lain hal yang sangat wajib.
1. UNSUR API (AMARAH)
Firman Allah Ta’ala : Surat 12 (YUSUF) Ayat 53
“…………..karena sesungguhnya nafsu amarah itu menyuruh kepada kejahatan.”
Seperti halnya sifat atas api nafsu amarah pemicu atas besar dan kuatnya keinginan pada jasmani kasar (fisik) dan jasmani halus (bathin) atas segala kebutuhannya ia menguasai jiwa untuk memenuhi hasrat keinginan kepuasan yang bersifat sementara, ia merangsang untuk berbuat aniaya, maksiat dll dengan menghalalkan segala cara sifat api (amarah) ini akan melahirkan kebodohan atas diri manusia, ia merupakan dimensi kelicikan, sumber perilaku yang tercela, potensi otak hanya digunakan selalu berfikir jahat, yang ditimbulkan kerap kali merugikan orang lain.
Cerminan yang tampak atas perilaku manusia dapat terlihat antara lain : mudah marah, mudah tersinggung, keras kepala, pendendam, suka mencela, suka sekali dihormati, pembenci, ujub, ria, takabur, sombong (tinggi hati), merasa selalu benar, ingin menang sendiri, dll.
Kondisi ini terjadi manakala qualitas spiritual yang lemah namun demikian intelegensial quality tidak berarti lemah. Pada dekade sekarang ini banyak kita jumpai sifat amarah ini menguasai manusia, ia terdapat pada tingkat social lemah menengah terutama pada kalangan atas. Nafsu amarah lebih condong kepada kekuasaan (tahta) dan untuk mendapatkannya apapun akan dilakukan demikian karakteristik atas unsure api pada diri manusia
2. UNSUR ANGIN (LAUWAMAH)
Firman Allah Ta’ala : Surat 75 (AL-QIYAMAH) Ayat 2 s/d 5
Ayat 2, “Dan tidak! Aku bersumpah dengan nafsu lauwamah.”
Ayat 3, “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan bisa mengumpulkan kembali tulang- tulangnya.”
Ayat 4, “Bahkan Kami kuasa atas meratakan (menyusun) kembali jari-jarinya.”
Ayat 5, “Tetapi kecenderungannya manusia itu berbuat kedurhakaan terus menerus.”
Ayat kedua dari surat Al-Qiyamah diawali dengan kata “tidak” ini menandakan bahwa kalimat-kalimat selanjutnya adalah sesuatu hal yang pasti terjadi dan sama sekali tidak ada keraguan atas kejadiannya.
Kalimat selanjutnya setelah kata “tidak” adalah “Aku bersumpah dengan nafsu lauwamah”
Nafsu Lauwamah (Angin) artinya karakteristik seperti halnya perilaku angin dimana kondisi manusia yang tidak mempunyai ketetapan hati, setiap detik selalu berubah terkadang kebarat kemudian timur, utara, selatan terkadang berputar dengan kencang, terkadang lemah, terkadang keras kondisi ini karena pengaruh pertemuan suhu panas dan suhu dingin demikian pula kondisi yang terjadi pada diri manusia, dimana fikirannya selalu berputar baik siang maupun malam, tidak pernah ada ketenangan, pergi kesana dan kemari, hatinya tidak pernah tentram ini semua disebabkan karena cintanya kepada dunia, syaitanlah yang menjadi penguasa atas manusia yang seperti ini.
Kata “bersumpah” memaknakan akan kondisi manusia bahwa kebanyakan (mayoritas) manusia berada pada kondisi lauwamah artinya ia dikuasai oleh karakter angin.
Kecenderungan terhadap harta benda demikian besar maka akan mengakibatkan kecenderungan terhadap Tuhan demikian lemah (kecil) artinya nilai-nilai KeTuhanan terabaikan, tidak pernah merasa cukup dan puas dengan apa yang sudah didapat, selalu saja kurang, hidup baginya mengabdi pada dunia. Ayat tiga (3) mengandung maksud dan makna yaitu, tegaknya manusia disebabkan tulang belulang sebagai penopang atas badan lahir demikian manusia bisa berjalan, berlari, beraktifitas kita bisa bayangkan manakala jasad manusia tanpa dilengkapi dengan tulang belulang dan dari mana tulang berasal.
Firman Allah Ta’ala : Surat 23 (AL-MU’MINUN) Ayat 14
“Kemudian, Kami jadikan mani (sperma) itu sekepal darah lantas darah itu Kami jadikan segumpal daging, lantas daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang itu Kami liputi (bungkus) dengan daging, kemudian Kami jadikan dia satu kejadian yang lain (sifatnya). Maka maha suci Allah, sebaik-baik pembikin.”
Bahwa tulang mengandung seluruh unsur alam, ia mewakili atas seluruh unsur yang terdapat pada badan lahir (jasad). Tulang atas manusia seperti halnya tiang terhadap rumah tidak akan rumah itu berdiri kokoh tanpa adanya tiang. Kata “mengumpulkan” terkait dengan manusia yang mencintai dunia dengan kecintaannya itu maka pekerjaannya mengumpulkan akan harta dunia. Orang-orang ini kepercayaannya terhadap akhirat sangat lemah mengakibatkan ia tidak yakin dengan kalimat yang tertulis pada surat Al-Mu’minun ayat tiga (3). Ayat empat (4) kias atau simbul jari-jari adalah ia sebagai alat pelaksana atas apa yang diingininya seperti halnya mengumpulkan harta dan mencarinya.
Firman Allah Ta’ala : Surat 104 (AL-HUMAZAH) Ayat 2 & 3
“Yang mengumpul-ngumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.”
“Yang menyangka bahwa hartanya memelihara dia”
Perilaku seperti ini akan terus menerus menguasai seseorang maka ayat lima (5) menyatakan bahwa apa yang dikerjakan adalah perbuatan durhaka.
Pada zaman modern sekarang ini, kondisi yang dimaksud pada surat Al-Humazah ayat 2 dan 3, sudah menjadi pemandangan umum, dimana manusia berlomba-lomba atas kehidupan dunia, cita-citanya terhadap harta begitu besar, penyakit ini menghinggapi hampir seluruh kalangan masyarakat dunia.
Karakteristik unsur angin mengakibatkan atas diri manusia seperti cahaya didalam diri, terkadang hidup namun demikian lemah energinya terkadang mati dalam lubuk hati manusia suatu saat berbuat maksiat (kejelekan) saat-saat tertentu menyadari akan perbuatannya kemudian ia menyesalinya dan saat lain ia mengulanginya terkadang cahaya Ruh Ilahi melalui jiwa kerap kali menegurnya dengan halus akan perbuatan maksiat yang dilakukannya tetapi ia tidak mampu untuk mencegahnya.
Kondisi ini merupakan sumber penyesalan, karakter nafsu lauwamah adalah ia sebagai penggerak atas hawa nafsu-hawa nafsu yang lainnya.
Diantara sifat-sifatnya adalah :
Suka makan enak dan banyak, korup, serakah, rakus, pelit, boros, suka memperkaya diri, bermegah-megahan, segala sesuatu ingin dimiliki dst.
 
sumber : http://sanjogja1.blogspot.com/2012/09/misteri-hutan-aokigahara.html
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS