Enkulturasi
Pengertian Enkulturasi
Istilah
enkulturasi sebagai suatu konsep, secara harfiah dapat dipadankan artinya
dengan proses pembudayaan (Koentjaraningrat 1986: 233)
Enkulturasi mengacu pada
proses dengan mana kultur
(budaya)
ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari
kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan
melalui gen.
Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan
merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka.
(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Enkulturasi adalah
suatu proses sosial melalui mana manusia sebagai makhluk yang bernalar, punya
daya refleksi dan inteligensia, belajar memahami dan mengadaptasi pola pikir,
pengetahuan, dan kebudayaan sekelompok manusia lain. Definisi sederhananya
adalah, "Enculturation refers to the process of learning a culture
consisting in socially distributed and shared knowledge manifested in those
perceptions, understandings, feelings, intentions, and orientations that inform
and shape the imagination and pragmatics of social life" (Peter-Poole,
2002).
Menurut M.J.Herskovits,
Enculturation (enkulturasi) adalah suatu proses bagi seorang baik secara
sadar maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat.
Enkulturasi atau
pembudayaan merupakan proses mempelajari dan menysuaikan alam pikiran dan sikap
individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya. Proses ini berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan kecil
(keluarga) ke lingkungan yang lebih besar (masyarakat).
Dalam proses
enkulturasi, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pemikiran serta
sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang hidup
dalam kebudayaan.
B. Media Enkulturasi
1. Keluarga
Anak-anak menghabiskan masa-masa awal kehidupan bersama keluarga dan
memperoleh refleksi nilai dan pola perilaku keluarganya. Selanjutnya, kepada
mereka ditunjukkan nilai-nilai dan pola-pola perilaku masyarakat. Anak-anak
mempelajari norma-norma masyarakat melalui keluarga dan teman-teman bermain.
Selain itu, mereka meniru berbagai macam tindakan yang terdapat dalam
masyarakat. Kadang-kadang, orang tua mendorong anaknya supaya berperilaku
sesuai dengan kehendak masyarakat dengan memberikan pujian dan menghukum mereka
bila berperilaku menyimpang.
2. Masyarakat
Seringkali berbagai norma dipelajari seseorang hanya
sebagian-sebagian dengan mendengar dari orang lain dalam lingkungan pergaulan
pada saat yang berbeda-beda pula. Sebetulnya, norma bukan saja diajarkan di
lingkungan keluarga atau dalam pergaulan di masyarakat, tetapi diajarkan di
sekolah-sekolah formal.
3. Pendidikan di Sekolah
Dapat dikatakan, sistem persekolahan adalah salah satu
pilar penting yang menjadi tiang penyangga sistem sosial yang lebih besar dalam
suatu tatanan kehidupan masyaraka melalui strategi kebudayaan. Dalam hal ini,
pendidikan merupakan medium transformasi nilai-nilai budaya, penguatan
ikatan-ikatan sosial. Melalui pendidikan, kemampuan kognitif dan daya
intelektual individu dapat ditumbuhkembangkan dengan baik. Kemampuan kognitif
dan daya intelektual ini sangat penting bagi individu untuk mengenali dan
memahami konsep kebudayaan suatu masyarakat yang demikian beragam, unik, dan
bersifat partikular. Melalui sistem persekolahan setiap anak dikenalkan sejak
dini mengenai pentingnya membangun tatanan hidup bermasyarakat, yang di
dalamnya terdapat berbagai macam entitas sosial. Sekolah adalah miniatur
masyarakat, karena di dalamnya ada struktur, status, fungsi, peran, norma dan
nilai.
C. Fungsi dan Manfaat
Enkulturasi
Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma,
serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi
dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”. Sorang individu dalam
hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai macam tindakan setelah
perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan tindakan meniru itu telah
diinternalisasi dalam kepribadiannya.
1. Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan
dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan.
2. Identitas Sosial
Melalui ber-enkulturasi yang digunakan untuk menyatakan
identitas sosial.
Perilaku
itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan
nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun
sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan
seseorang.
D. Dampak dari Proses
Enkulturasi yang tidak Berhasil
Seseorang yang mengalami hambatan dalam proses
enkulturasi, akan berakibat kurang baik. Setiap individu yang mengalami
hambatan tersebut apabila dihadapkan pada situasi yang berbeda, kelihatan akan
canggung dan kaku dalam pergaulan hidupnya. Akibatnya, individu tersebut
cenderung untuk menghindari norma-norma dan aturan-aturan dalam masyarakat.
Hidupnya penuh konflik dengan orang lain. Individu yang mengalami hal itu
disebut deviants.
E. Contoh Enkulturasi dalam
Masyarakat
Dalam masyarakat seorang individu akan di transmisi oleh budaya yang telah
lama berkembang di sekitar masyarakat dimana ia tinggal, belajar membuat alat-alat permainan, belajar membuat alat-alat
kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada
mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang
konkret. Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari
unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
Contohnya, orang
Indonesia mempelajari aturan adat Indonesia yang menganjurkan orang agar kalau
bepergian ke tempat yang jauh, kembalinya membawa oleh-oleh untuk teman,
tetangga, atau saudara. Hal ini dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan gotong royong
yang merupakan motivasi dari tindakan tersebut. Sebuah nilai yang
ditransmisikan melului proses enkulturasi yang tanpa kita sadari nilai tersebut
sudah tertanam dalam diri kita.
Enkulturasi dapat
kita sepakati sebagai suatu proses pembudayaan yang tanpa disadari sudah
ditanamkan sejak kecil terhadap individu. budaya yang telah lama berkembang di
sekitar masyarakat dimana ia tinggal. Seorang individu dalam hidupnya juga sering meniru dan membudayakan berbagai
macam tindakan setelah perasaan dan nilai budaya yang memberi motivasi akan
tindakan meniru itu telah diinternalisasi dalam kepribadiannya.
Proses enkulturasi
dilakukan melalui belajar membuat alat-alat permainan, belajar membuat
alat-alat kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya.
Pada mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang
konkret. Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari
unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
Dari proses
enkulturasi yang pada akhirnya bisa membentuk pribadi seorang individu maka
dari kebudayaan yang berbeda-beda terciptalah identitas sosial dari suatu
kelompok masyarakat yang berbeda pula.
Namun dari proses
enkulturasi yang kurang sempurna, akan membawa dampak yang buruk bagi seorang
individu. I individu tersebut cenderung untuk menghindari norma-norma dan
aturan-aturan dalam masyarakat. Hidupnya penuh konflik dengan orang lain.
Individu yang mengalami hal itu disebut deviants.
Sumber : http://iguh-meister.blogspot.com/2012/01/enkulturasi.html
0 Response to "Enkulturasi"
Posting Komentar