Xenosentrisme


Istilah ini berarti suatu pandangan yang lebih menyukai hal-hal yang berbau asing. Ini adalah kebalikan yang tepat dari kata etnosentrisme [Shils, 1972; Wilson et al, 1976]. Diyakini bahwa produk, gaya, atau gagasan kita sendiri pasti lebih inferior daripada yang berasal dari luar. Ini adalah suatu pendirian bahwa sesuatu yang eksotis memiliki daya tarik khusus yang tidak dapat dicapai oleh sesuatu yang lazim. Faham ini didasarkan pada daya tarik yang asing dan yang jauh serta yang dibawa dari pusat kebudayaan yang jauh, yang dianggap jauh dari batas-batas lingkungan masyarakat sendiri yang kotor.
Ada banyak kesempatan ketika orang-orang merasa bahagia membayar lebih mahal untuk barang-barang impor dengan asumsi bahwa segala sesuatu yang datang dari luar adalah lebih baik. Apa yang berlaku pada produk materi juga berlaku dalam gagasan dan gaya hidup. Meskipun Amerika Serikat pada mulanya delu-elukan sebagai benteng pertahanan kemerdekaan yang menentang despotisme Eropa, tidak perlu waktu lama bagi para cendekiawan untuk mengadopsi pandangan xenosentisme:
Baru saja penyeberangan samudera menjadi kegiatan yang menyenangkan, [orang Amerika yang meninggalkan negaranya] yakni menyeberang Samudera Atlantik menuju suasana kultural yang lebih menyenangkan di Eropa…mengecam materialisme di Amerika… yang dulu dihubungkan dengan kalangan aristokrat, sekarang disuarakan oleh para cerdik pandai, “Cocacolization”, yakni kekasaran cara hidup yang merembes. Amerika Serikat dipandang sebagai sumber, atau paling tidak prototip kebudayaan yang didasarkan pada pemilikan (benda), pada difusi pemujaan kebendaan; dan keterangan ini dinilai dengan kasar. (Oscar Handlin, Liberal Democracy and the Image of America, Freedom at Issue, 43, November/December, 1977, hal 14-15. Dicetak kembali dengan izin)
Mereka yang meninggalkan negaranya untuk tinggal di luar negeri bukanlah satu-satunya yang menolak etnosentrisme. Dalam setiap masyarakat, beberapa orang menolak kelompok mereka atau beberapa bagian kebudayaannya. Contohnya, ada orang Yahudi yang anti bangsa Semit, orang-orang kulit hitam yang anti identitas kulit hitam, dan seterusnya.
Para sejarawan revisionis yang menyalahkan Amerika untuk segala kericuhan dunia dan para kritisi yang radikal yang dengan gembira mendamprat setiap keluarga di Amerika, tetapi buta terhadap kekasaran dan kebrutalan kaum komunis serta negara-negara dunia ketiga, mungkin sama tidak rasionalnya dengan pengibar bendera yang paling etnosentris.
Sumber : http://communicationista.wordpress.com/2009/08/22/pengertian-etnosentrisme-dan-xenosentrisme/
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Xenosentrisme"

Posting Komentar